Tujuh Kebo Bule Jadi Cucuk Lampah Kirab Pusaka Keraton

1917

Soloevent.id – Menyambut datangnya 1 Sura Be 1952, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengadakan kirab pusaka pada Selasa (11/9/2018) malam. Nah, ciri khas dalam acara ini adalah turut dikirabnya kebo bule keturunan Kyai Slamet. Kebo bule merupakan salah satu pusaka milik Keraton Surakarta.

Tujuh kebo bule sampai di Kori Kamandungan Keraton Surakarta sekitar jam 22.50 WIB. Tahun ini, ada tujuh ekor kerbau yang dikirab. Mereka bernama Apon, Sukro, Juminten, Pahing, Jabo, Mugi, dan Siam.

Sebelum berangkat, kebo bule diberi makan ubi dan minuman oleh abdi dalem keraton. Mereka juga dikalungi roncean melati. Beberapa kali srati kebo terlihat memijat hewan peliharaannya. Pawang juga tampak mengelus-elus kebo bule penuh kasih sayang.

Di tengah bau harum kemenyan, seringkali petugas keamanan menegur penonton yang memotret kebo bule menggunakan lampu kilat. Larangan tersebut bertujuan agar kerbau bule tidak kaget. Jika kaget, dikhawatirkan bakal mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Sambil menunggu persiapan di dalam keraton, kerbau-kerbau bule dibiarkan berkeliaran di sekitar Kori Kamandungan. Kerbau sempat beberapa kali mendekati penoton, tapi langsung dihalau oleh sang pawang.

Kerbau-kerbau itu juga sempat membuang kotoran. Bukannya jijik, beberapa penonton malah mengambilnya. Konon, kotoran kerbau bule keturunan Kyai Slamet membawa berkah.

Tujuh kebo bule itu menjadi cucuk lampah atau barisan pembuka dalam Kirab Pusaka Keraton Kasunanan Surakarta.  Karena tidak hanya kerbau bule keturunan Kyai Slamet saja yang dikirab, ada pusaka-pusaka lain juga yang ikut diarak.

Tahun ini, ada 19 pusaka yang dikirab. Kirab dimulai sekitar jam 23.45 WIB. Pusaka-pusaka itu dibungkus kain hitam. Di sekujur pusaka dililit oleh roncen melati. Saat dikirab, pusaka-pusaka itu dipayungi payung kertas. Di belakangnya terdapat abdi dalem yang membawa lampu ting dan obor.

Setelah keluar dari Kori Kamandungan, kebo bule dan pusaka-pusaka melintas di Jl. Supit Urang-Jl. Pakoe Boewono-Jl. Jend. Sudirman-Jl. Mayor Kusmanto-Jl. Kapten Mulyadi-Jl. Veteran-Jl. Yos Sudaro-Jl. Brigjend. Slamet Riyadi-Jl. Pakoe Boewono dan kembali lagi ke Keraton Surakarta.

Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KGPH Dipokusumo, menjelaskan, Kirab 1 Suro Keraton Surakarta selalu menyertakan kerbau karena kerbau adalah bagian dari budaya Jawa.



“Kenapa yang dikirab itu kerbau, maknanya adalah kerbau itu salah satu bagian yang tidak bisa lepas dari tradisi masyarakat tradisional pada waktu itu. Kerbau dijadikan makna simbolis dari beberapa leluhur keluarga keraton, misalnya kebo Kenongo, kebo Panigoro. Kerbau selalu dekat dengan budaya Jawa,” tuturnya.