Soloevent.id – Siapa bilang pertunjukan wayang orang cuma ditonton orang-orang tua saja? Kamu bisa membuktikannya saat datang ke Sendratari Ramayana di Taman Balekambang.
Jumat (17/5/2019) itu, banyak remaja maupun anak-anak yang antusias menonton pertunjukan. Malam itu, sanggar Semarak Candrakirana sedang mementaskan lakon “Geger Gua Kiskenda”. Sebagai pembuka, ada dua tarian yang ditampilkan, yakni tari Golek Tirta Kencana dan tari Remo Putri.
Sajian inti akhirnya dimulai. “Geger Gua Kiskenda” diawali dengan kekisruhan di kahyangan di mana kahyangan diserbu oleh raksasa bernama Mahesasura dan Lembusura. Mereka ingin memperistri Dewi Tara. Lalu peperangan pun tak dapat dihindarkan. Para dewa pergi mencari bantuan kepada Subali dan Sugriwa.
Akhirnya pertarungan besar terjadi di Gua Kiskenda. Setelah berhasil memenangi pertempuran, justru terjadi perkelahian antara Subali dan Sugriwa di Ngalengka. Hanoman sebagai keponakan keduanya kemudian meminta bantuan Rama Wijaya agar memecahkan masalah tersebut. “Geger Gua Kiskenda” merupakan rangkaian dari epos Ramayana.
Sendratari Ramayana rutin digelar setiap bulan purnama di Taman Balekambang. Pertunjukan ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya sama sekali.
Salah satu pemain, Elizabeth Nugraheni Afianingtias, mengaku senang bisa bermain di Sendratari Ramayana. “Saya dari sanggar Semarak Candrakirana, dalam pementasan ini berperan sebagai ibunya Sugriwo dan Subali. Kalau untuk pementasan seperti ini saya sudah sering melakukannya. Ya, senang saja dalam berkesenian Jawa seperti ini,” ujar mahasiswi semester 6 di UNS Surakarta tersebut.
Sendratari Ramayana merupakan event Pemerintah Kota Solo sebagai upaya mempromosikan wisata Solo, terutama kepada wisatawan mancanegara. Pementasan ini biasa digelar di panggung terbuka, tetapi apabila ada kendala, pementasan akan dilangsungkan di Gedung Kesenian Balekambang. Berbagai sanggar tari yang ada di Solo tampil bergiliran setiap bulannya. Mereka membawakan judul yang berbeda setiap pementasan di Sendratari Ramayana.