Soloevent.id – Sore itu sepanjang Jl. Bhayangkara-Jl. Slamet Riyadi-Jl. Jenderal Soedirman penuh dengan kostum warna-warni. Aneka warna itu berasal dari kemegahan kostum peserta Grand Carnival Solo Batik Carnival 2016.
Minggu (24/7/2016) adalah momentum inti Solo Batik Carnival 9. Hari tersebut juga merupakan puncak kerja keras 250 peserta seusai menjalani workshop selama empat bulan. Ya, di hari itu karya mereka akhirnya dapat ditampilkan kepada khalayak ramai.
Dalam parade tersebut 250 peserta tampil bak model. Dengan percaya diri sembari terus menyunggingkan senyum, mereka berlenggak-lenggok di atas catwalk jalanan yang menjadi rute karnaval. Mereka tampak gagah dan anggun saat berada di balik kostum kreasi yang bertema “Mustika Jawa Dwipa”.
Dari tema itu peserta mengeksplorasi empat benda asal Pulau Jawa yang kental dengan muatan filosofis dan historis. Keempatnya ialah candi, lampu krobyong, keris, dan gamelan. Benda-benda itulah yang menjadi ikon masing-masing kostum peserta.
Sepanjang rute kirab dihiasi warna-warni kostum peserta. Defile Candi tampil dengan dominasi warna hitam. Ungu-putih jadi corak Defile Lampu Krobyong. Kuning jadi ciri Defile Keris. Sedangkan Defile Gamelan menonjolkan warna merah. Sinar matahari senja yang memancar terang di ufuk barat menambah kesan eksotis kostum para peserta.
Sebelum memulai parade, ada serangkaian acara yang membuka Grand Carnival Solo Batik Carnival 9. Jl. Bhayangkara menjadi panggung jalanan yang menampilkan dua tarian pembuka. Seusai sambutan-sambutan, barulah para peserta Solo Batik Carnival 9 unjuk diri.
Di panggung jalanan itu peserta menampilkan aksi koreo. Mereka berlenggak-lenggok mengikuti alunan lagu rancak yang dimainkan tim musik. Defile anak-anak tampil pertama, kemudian disusul Defile Candi, Lampu Krobyong, Keris, dan Gamelan. Para tamu kehormatan dan penonton tak bisa melepaskan pandangan mata dari mereka.