“Ada seekor burung merpati. Sedang belajar kepakkan sayap.”
“Cerita Merpati”. Itulah judul dari lirik di atas. Lagu balada manis yang dibungkus secara riang ini menjadi awalan tampilnya Harmoni Amourest dalam Balada-balada #7 di Bentara Budaya Balai Soedjatmoko, Solo.
Malam itu menjadi momen spesial bagi band asal Karanganyar ini. Setelah tertunda beberapa waktu, akhirnya pada Minggu (31/5/2015), grup musik yang beraliran balada-pop-akustik tersebut resmi merilis album perdananya yang diberi judul Berbagi Cerita.
Sama seperti nama albumnya, banyak kisah-kisah kehidupan yang mereka tampilkan di event itu. Seperti lagu “Goresan TintaNya”, Harmoni Amourest mengajak penonton untuk menebarkan kasih di dunia. “Manusia pasti memiliki rasa cinta. Cinta kepada alam, keluarga, teman, kehidupan, dan Tuhan,” ucap vokalis Harmoni Amourest, Khaolalifa Jannah, mengawali lagu tersebut.
Grup musik yang berawal dari panggung teater ini kembali menyajikan nomor penuh perenungan berjudul “Titik Hitam”. Lirik yang ditulis oleh sang gitaris, Irawan Wijayanto, terasa begitu dalam dan menyesakkan. Dentingan glockenspiel yang dimainkan, seperti menyiratkan kepiluan. Sebuah ungkapan maaf yang tulus, tersaji di tembang ini.
Di akhir lagu, Irawan menjelaskan latar belakang terciptanya lagu tersebut. “Lagu itu saya persembahkan kepada seseorang yang spesial. Seseorang itu hadir di sini. Dia adalah ibu saya. Banyak kesalahan yang saya perbuat. Ibu, maturnuwun,” tuturnya.
Tak ingin larut dalam sendu, band yang beranggotakan Khaolalifa Jannah, Prawijna Lailli Estri (vokalis), Irawan Wijayanto, Andry Setiawan (gitaris), dan Chairurrahman M. ini kembali menaikkan mood permainan dengan memainkan lagu sarat optimisme hidup, “Luar Biasa”. Nomor up beat ini membuang jauh kesedihan yang sebelumnya hadir. Di tengah lagu, Harmoni Amourest memberi kejutan dengan menambahkan sedikit unsur choir.
Di penghujung penampilannya dalam Balada-balada #7, Harmoni Amourest membawakan sebuah lagu perpisahan manis berjudul “Lagu Senja”. “Setiap perjumpaan pasti ada perpisahan. Perpisahan bukan untuk ditangisi. Perpisahan bukan pematah semangat. Perpisahan justru menjadi motivasi bagi kita,” kata Ifa (panggilan Khaolalifa Jannah), sebelum menyanyikannya.