Pada Rabu-Kamis (13-14/8/2014), dari pagi hingga siang, Gedung Wayang Orang Sriwedari dipadati oleh penonton. Bersama gurunya, siswa-siswi dari sejumlah SD-SMP di Kota Solo tersebut, bersama-sama menyaksikan penampilan teman-teman sepantaran mereka yang tergabung di beberapa sanggar, dalam Festival Wayang Bocah 2014.
Ya, festival yang telah menginjak usia kesembilan ini, kembali digelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Di tahun ini, ada sembilan peserta yang turut berpartisipasi. Mereka adalah Sanggar Meta Budaya, Sanggar Tari Soerya Soemirat GPH Herwasto Kusumo, Sanggar Sono Puspa Budaya, Sanggar Sarwi Retno Budaya, Sanggar Eka Santi Budaya, Sanggar Krida Budaya, Sanggar Galuh Art, Sanggar Kusuma Aji (Klaten), dan Sanggar Sarotama (Karanganyar). Satu sanggar dari Wonogiri yang sedianya turut tampil, mengundurkan diri. Sedangkan Kelompok Senjasri didapuk sebagai penampil hiburan di akhir acara.
Menurut salah seorang panitia Festival Wayang Bocah 2014, Sungkono, menerangkan bahwa setiap peserta wajib membawakan penampilannya dengan gaya Wayang Orang Sriwedari. “Ciri khas Wayang Orang Sriwedari kan ada dalangnya, ada keprak-nya, ada duk-dukan-nya,” jelas Sungkono
Tema Wayang Orang Sriwedari sengaja diangkat sebagai jawaban dan ajang promosi kepada masyarakat bahwa salah satu kesenian tradisional itu masih ada hingga kini. “Harapannya ben Wayang Wong Sriwedari yang selama ini dianggap di antara mati dan tidak, ternyata masih aktif, masih eksis,” ungkapnya.
Selain hal tersebut, dengan diadakannya festival ini diharapkan mampu memunculkan bibit-bibit baru yang kelak akan menjadi generasi penerus wayang orang. Di samping itu, ajang ini menjadi pembelajaran bagi anak-anak muda untuk nguri-uri budaya Jawi.
“Dengan adanya Wayang Bocah mudah-mudahan akan membuka [peluang] kepada anak-anak untuk ikut handarbeni budaya Jawa yang lebih luhung, terutama wayang orang,” tutur Sungkono, yang juga menjabat sebagai Kepala Seksi (Kasi) Sejarah dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo ini.
Di tahun depan pelaksanaannya, Sungkono berharap para peserta luar kota Kota Solo bisa turut tampil. “Harapan kami di 2015, peserta dari enam kabupaten [di eks-Karisidenan Surakarta] harus ikut semua.”