Sunday, December 7, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaNgisis Ringgit, Cara Merawat Wayang Kulit Berusia Ratusan Tahun

Ngisis Ringgit, Cara Merawat Wayang Kulit Berusia Ratusan Tahun

Published on

- Advertisement -spot_img

Soloevent.id – Museum Radya Pustaka punya banyak koleksi wayang kulit. Setiap bulan Sura, wayang-wayang tersebut dibersihkan dari debu dan diangin-aginkan untuk menjaga kelembapan. Kegiatan ini disebut ngisis ringgit. Selain merawat, kegiatan ini juga bermaksud untuk menghormati karya leluhur.

Rabu (19/9/2018) pagi, Museum Radya Pustaka membersihkan 45 koleksi wayang kulitnya yang telah berusia ratusan tahun. Wayang-wayang itu berasal dari era Pakubuwana II hingga Pakubuwana X.

Jenis wayang yang di-isis antara lain Wayang Gedhog Madura, Wayang Gedhog Surakarta, Wayang Purwa, Wayang Klithik Kayu, Wayang Madya, dan Wayang Dupara. Ada juga wayang asal Thailand dan Vietnam yang merupakan cinderamata pada masa Pakubuwana X. Wayang itu berusia sekitar 173 tahun.

Kegiatan ini diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Kepala UPTD Museum Dinas Kebudayaan Kota Solo, Bambang MBS.

Tata cara selanjutnya adalah mengeluarkan wayang dari kotak penyimpanan. Sehabis didata, wayang kulit kemudian dibersihkan menggunakan kuas. Karena berumur tua, kuas dipilih supaya permukaan wayang kulit tidak tambah terkelupas.

Tak hanya dibersihkan. jika ada bagian wayang kulit yang robek, petugas langsung menjahitnya. Wayang-wayang tersebut lalu di-isis atau dijemur dan diangin-anginkan di serambi Museum Radya Pustaka.

“Selain di-isis, wayang kulit juga perlu dijaga dari serangga dengan memberikan akar wangi, sedangkan untuk menjaga kelembapan digunakan silica gel,” kata petugas pembersih wayang dari Koordinator Bidang Wayang Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah, Restu Budi Setyawan.

Dia menambahkan, wayang-wayang itu sebenarnya masih bisa dimainkan. Namun karena sudah berusia ratusan tahun, wayang-wayang tersebut lebih baik disimpan di museum sebagai koleksi.

Menurut Restu, ngisis ringgit dilakukan dalam waktu berbeda-beda. Keraton Surakarta melakukan kegiatan ini setiap 35 hari sekali. Sedangkan di Museum Radya Pustaka dilakukan sesuai kebutuhan, apabila sudah saatnya dibersihkan maka dilakukanlah ngisis ringgit ini.

Ngisis ringgit di Museum Radya Pustaka ini merupakan rangkaian acara Suro Bulan Kebudayaan 2018. Pertunjukan Srawung Seni Sakral pada 12 September lalu menjadi pembuka event budaya ini.



Selama penyelenggaraan Suro Bulan Kebudayaan 2018, bakal digelar bermacam kegiatan, seperti jamasan pusaka, pementasan tari dan musik keroncong, serta lomba bercerita dan mewarnai.

Selain Museum Radya Pustaka, Suro Bulan Kebudayaan 2018 juga diadakan di Museum Keris Nusantara. Acara ini akan berlangsung hingga 11 Oktober.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Klinik Kesehatan Dibuka di Dalam Pura Mangkunegaran, Siapa Saja yang Bisa Berobat Gratis?

Surakarta, 3 Desember 2025. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (K.G.P.A.A.) Mangkoenagoro X meresmikan Klinik...

UEA Rayakan Hari Nasional Ke-54 di Solo, Gelar Pertunjukan Budaya di Masjid Sheikh Zayed.

Soloevent.id - Puncak Peringatan Hari Nasional Uni Emirate Arab (UEA) ke-54 kembali di gelar...

Pemkot Surakarta dan BPSDM Jawa Tengah Luncurkan Program “Kado Mama” di Kota Solo.

Soloevent.id - Pemerintah Kota Surakarta berkolaborasi dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Jawa Tengah...

More like this

UEA Rayakan Hari Nasional Ke-54 di Solo, Gelar Pertunjukan Budaya di Masjid Sheikh Zayed.

Soloevent.id - Puncak Peringatan Hari Nasional Uni Emirate Arab (UEA) ke-54 kembali di gelar...

Pemkot Surakarta dan BPSDM Jawa Tengah Luncurkan Program “Kado Mama” di Kota Solo.

Soloevent.id - Pemerintah Kota Surakarta berkolaborasi dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Jawa Tengah...

Konterensi Internasional Indonesia Mask Organization (IMO) 2025 : Bertukar Ilmu Topeng Global!

Soloevent.id - International Mask Festival (IMF) 2025 menghadirkan Konferensi Internasional Indonesia Mask Organization (IMO)...