Saturday, May 31, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaCerita Dibalik Rasa Manis Pada Masakan Jawa

Cerita Dibalik Rasa Manis Pada Masakan Jawa

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

Gudeg

Soloevent.id – Banyaknya suplai gula di Jawa diduga menjadi alasan mengapa masakan jawa cenderung berasa manis. Tak dipungkiri, salah satu hal yang harus dilakukan rakyat Indonesia ketika dijajah Belanda adalah adanya perintah Cultuurstelsel (Tanam Paksa). Saat itu, tanam paksa diberlakukan untuk mengisi kas Belanda yang habis akibat perang melawan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa yang berlangsung selama lima tahun (1925-1830).

Petani di Indonesia, diwajibkan untuk menanam tanaman yang bernilai tinggi untuk diekspor, seperti tebu, teh, dan kopi. Di Jawa Barat, petani harus menanam teh. Sementara itu di Jawa Tengah dan Jawa Timur harus menanam tebu. Seratus pabrik gula berdiri di wilayah tersebut selama Cultuurstelsel. Banyak sawah sumber karbohidrat yang harus diganti menjadi ladang tebu. Rakyat pribumi kelaparan akibat minimnya pasokanan karbohidrat seperti beras. Air perasan tebu menjadi alternatif untuk dimasak.

Tanam paksa oleh Belanda dihapus pada 1870 dan bisnis gula beralih ke swasta Belanda, orang Tionghoa, dan raja-raja Jawa. Keraton memiliki kemakmuran dari pabrik gula yang dimilikinya. Pabrik gula Tasikmadu yang terletak di Kabupaten Karanganyar misalnya. Dulu sebelum dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara IX, pabrik gula Tasikmadu pernah dimiliki oleh Mangkunegaran.

Pada 1930 bisnis gula mulai meredup karena krisis ekonomi. Namun ternyata kemakmuran yang diperoleh dari bisnis gula telah merubah gaya hidup para priyayi keraton. Salah satunya dalam selera kuliner. Mereka kaum bagsawan telah terbiasa mengonsumsi makanan-makanan manis. Mudahnya pasokan gula di Jawa kala itu menjadikan rasa manis lebih dominan pada masakan-masakan jawa hingga sekarang ini.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Event SMEE-ITT Java Expo 2025 Digelar di Kota Solo, Pamerkan Produk-Produk Unggulan UMKM

Soloevent.id - Event SMEE-ITT (Small Medium Enterprises and Export - Investment Trade Tourism) Java...

Nyalanesia Launching Nyalagames di Festival Literasi Nasional 2025 Solo

Soloevent.id - Puncak acara Festival Literasi Nasional (FLN) kembali digelar di Balaikota Solo, Sabtu...

Melihat Surganya Barang Antik di Festival Vintage Balaikota Solo

Soloevent.id - Komunitas Soloraya Vintage menggelar Festival Vintage Romantika Sambung Rasa Tempo Doeloe di...

More like this

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

Semarak Budaya Indonesia 2025, Selebrasi Ragam Budaya dalam Satu Harmoni

Soloevent.id - Kota Surakarta kembali menjadi saksi perhelatan seni akbar bertaraf nasional, Semarak Budaya...

Solo Menari 2025 Hadirkan Pertunjukan Tari 60 Grup di Balaikota Solo

Soloevent.id - Kota Solo kembali menggelar acara Solo Menari pada 29 April 2025. Tahun...