Tuesday, May 13, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaDengkuran Raksasa Tidur Menggema Di SIPA 2016

Dengkuran Raksasa Tidur Menggema Di SIPA 2016

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

edit

Soloevent.id – Kemeriahan Solo International Performing Arts (SIPA) 2016 berlanjut di hari kedua, Jumat (9/9/2016). Sama seperti hari pertama, ada tujuh penampil yang menyemarakkan panggung SIPA 2016.

Delegasi asal India, Premijit Manipuri Dance Group, membuka pergelaran malam itu. Salah satu aksi yang cukup mengundang perhatian penonton yakni stick dance. Diiringi bebunyian tambur, seorang penari melakukan atraksi juggling stik.

Diapit dua buah stik, bilah bambu diputar-putar dan diterbangkannya. Sang penari juga tampil atraktif, dan beberapa kali menyuguhkan trik-trik rumit. Keseimbangan adalah kunci permainan ini. Di india, stick dance merupakan seni bela diri.

Penampil kedua adalah Trodon. Malam itu, grup musik asal Jakarta ini mengajak Fajar Satriadi untuk berkolaborasi. Fajar Satriadi adalah penari asal Kota Solo yang menjadi maskot SIPA 2015. Namun, dalam repertoar itu, Fajar tidak menari. Melainkan ia turut menyumbangkan suara bagi Trodon.

Fajar tidak menyanyi. Suara yang dikeluarkan Fajar bukanlah sembarang suara. Ia mencampur suara perut dan hembusan nafas untuk menghasilkannya. Fajar menyebut karyanya tersebut dengan “Nyanyian Angin”. “Ini adalah media penghubung kepada Tuhan. Tahun lalu karya ini saya pentaskan di panggung SIPA,” tuturnya sebelum membawakannya.

Diiringi instrumen Tibetan singing bowl, getaran suara Fajar yang bak gemuruh angina itu memenuhi seantero Benteng Vastenburg. Lalu satu per satu alat musik Trodon mulai mengalun. Irama progressive rock menjadi latar raungan suara Fajar yang berubah rupa layaknya dengkuran raksasa tidur.

Usai tampil seperti orang kesetanan – beberapa kali Fajar melolong, tempo musik melambat dan menyisakan sebuah balada penuh sapuan saxophone. Tak bertahan lama, nomor berdurasi panjang ini kembali berderu cepat dan semakin cepat dengan bumbu melodi gitar. Itulah akhir perjalanan sang raksasa tidur.

Selain Trodon featuring Fajar Satriadi, SIPA 2016 hari kedua turut dihangatkan pula oleh Keteng-keteng Girls lewat karya “Beru Dayang Jile-jile”; permainan perkusi nan meriah oleh Nadi Singapura; kolaborasi Peni Candra Rini bersama Neil Chua, Rodrigo Parejo, Philip Graulty, dan Blessing Chimanga yang mengetengahkan “Maha Swara”; harmonisasi vokal dan cello oleh Duo Ubiet & Dimawan; serta pertunjukan musik folklore “Indoku Bumi Umaku Langi” oleh Komunitas Seni Tadulako.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

Opening Ceremony Bengawan Solo Travel Mart 2025 Digelar di Solo Square Mall

Soloevent.id – Bengawan Solo Travel Mart (BTM) 2025 secara resmi dibuka di Atrium Solo...

Semarak Budaya Indonesia 2025, Selebrasi Ragam Budaya dalam Satu Harmoni

Soloevent.id - Kota Surakarta kembali menjadi saksi perhelatan seni akbar bertaraf nasional, Semarak Budaya...

More like this

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

Semarak Budaya Indonesia 2025, Selebrasi Ragam Budaya dalam Satu Harmoni

Soloevent.id - Kota Surakarta kembali menjadi saksi perhelatan seni akbar bertaraf nasional, Semarak Budaya...

Solo Menari 2025 Hadirkan Pertunjukan Tari 60 Grup di Balaikota Solo

Soloevent.id - Kota Solo kembali menggelar acara Solo Menari pada 29 April 2025. Tahun...