Malam Valentine bingung karena nggak ada gebetan? Daripada di kamar nangis meratapi hidup, mending kamu ambil kendaraan, terus tancap gasmu ke Gelora Pemuda Bung Karno, Manahan, Solo. Di sana, kegalauanmu akan hilang dan berganti ketawa-ketiwi sepuasnya.
13 Februari 2016 mendatang bakal ada acara gayeng bertajuk Solo Ngakak 2016. Buat kamu yang butuh hiburan dan pengen ngilangin stress, datang aja ke event itu karena dijamin para pengisi acaranya dapat mengocok perut dengan guyonan-guyonannya.
Event yang baru kali pertama diadakan ini bakalan mendatangkan empat bintang tamu lintas genre. Mereka adalah Pecas Ndahe (grup humor), Sukir Genk (band reggae), Reyna Qutrunnada (finalis Rising Star; jazz-blues), dan Starfive (pop-rock). Acara ini akan dipandu oleh duo MC, Mamank Tse dan Widi Kocrit.
Nah, yang unik dari Solo Ngakak 2016 adalah para penampil bakal saling berkolaborasi. Nggak cuma itu, mereka bakalan mementaskan pertunjukan komedi berjudul “Ada Tawa dengan Cinta?” Yap, judul tersebut merupakan plesetan dari film fenomenal yang dibintangi Nicholas Saputra dan Dian Sastro Wardoyo, “Ada Apa dengan Cinta?”
“Awalnya Starfive akan membuka acara dengan lagu-lagu soundtrack ‘Ada Apa dengan Cinta’ yang diaransemen ulang. Setelah itu tampil Reyna, Sukir Genk, terus Pecas Ndahe. Tapi di tengah penampilan mereka, bakal disisipi cerita ‘Ada Tawa dengan Cinta?’ Mamank dan Kocrit bakalan jadi penyambung ceritanya,” jelas Direktur Kegiatan Solo Ngakak 2016, Muhammad Ardhi Wibowo alias Bobby Messakh Teamlo, saat ditemui Soloevent di daerah Baki, Sukoharjo, Rabu (13/1/2016).
Sekuel film “Ada Apa dengan Cinta?”, “Ada Apa dengan Cinta 2?” yang lagi banyak diperbincangkan orang – konon katayanya akan dirilis tahun ini, ditangkap oleh Bobby dkk. dengan menghadirkan “Ada Tawa dengan Cinta?” “Momennya pas. Apalagi event ini digelar di malam Valentine,” terangnya.
Tiket Solo Ngakak 2016 dibanderol seharga Rp30.000,00 (pre-sale) dan Rp35.000,00 (on the spot). Bobby berharap, diselenggarakannya Solo Ngakak 2016 dapat menjadikan Kota Solo sebagai barometer komedi di Indonesia.