Kartini dan Perjuangannya Memuliakan Perempuan

882

Soloevent.id – April identik dengan Hari Kartini. Setiap tanggal 21 di bulan keempat, masyarakat Indonesia memperingati hari kelahiran R.A. Kartini yang merupakan tokoh emansipasi di Indonesia.

Perjuangan sang Pahlawan Nasional untuk mengangkat derajat perempuan dimuat dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Buku tersebut merupakan kumpulan surat yang ditulis dan dikirimkan Kartini kepada kenalan-kenalannya di Belanda, antara lain Abendanon, Estelle H. Zeehandelaar, Ovink-Soer, dan lain-lain. Lalu, kumpulan surat tersebut dibukukan oleh J.H. Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht.

Dalam salah satu surat yang dikirimkan kepada Ovink-Soer pada awal 1900, Kartini mengungkapkan jika dirinya ingin belajar ke Eropa, termasuk kakak dan adiknya. Kartini ingin menjadi guru agar bisa mengajarkan pengetahuan, rasa kasih sayang, dan keadlian seperti yang ia ketahui dari orang-orang Eropa tersebut.



Ada kutipan dalam bukunya, “Bila dengan sebenarnya hendak memajukan peradaban, maka haruslah kecerdasan pikiran dan kecerdasan budi sama-sama dimajukan.”

Kartini sangat memuliakan kaum perempuan, terutama para ibu. Baginya, ibu adalah sosok yang banyak membantu untuk meninggikan derajat budi manusia. Dari merekalah manusia memperoleh pendidikannya yang pertama. Dari ibu pula manusia belajar merasa, berpikir, dan berkata. Pendidikan pertama itulah, kata Kartini, sangat berpengaruh bagi kehidupan seseorang.

Lewat gagasan yang dituliskannya dalam Habis Gelap Terbitlah Terang, mencerminkan Kartini sebagai sosok perempuan yang menyerap pengetahuan modern. Pemikirannya itu mengkritisi kekangan sistem feodal (dan kolonial) yang menghambat kemajuan masyarakat jajahan di Hindia-Belanda, khususnya para kaum Hawa.