Aplikasi Solo Great Sale Akan Permudah Customer

1236

Soloevent.id – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surakarta bersama Pemerintah Kota Surakarta kembali menyelenggarakan Solo Great Sale (SGS) selama sebulan penuh pada 1-29 Februari 2020.

Berbagai pihak akan terlibat di dalam event ini, seperti hotel, restoran, mal, supermarket, pasar modern, pasar tradisional, otomotif, fesyen, real estate, gadget, kuliner, dan lainnya. Mereka bakal memasang diskon beragam.

Di edisi keenam ini SGS bikin terobosan, yaitu penggunaan aplikasi Solo Sale sebagai sarana transaksi nontunai selama berlangsungnya event.

Desain aplikasi ini bergambar Tugu Pemandengan yang merupakan titik 0 Kota Solo. Penggunaan warna merah melambangkan semangat yang menyala-nyala dan latar belakang warna emas menyimbolkan kesejahteraan dan kesuksesan. Aplikasi Solo Sale ini bisa diunduh di Play Store mulai 19 Januari 2020.

Ketua Panitia Solo Great Sale 2020 Farid Sunarto menjelaskan aplikasi berbasis Android ini diharapkan bisa menjadi solusi kebutuhan masa kini. Katanya, aplikasi ini sangat responsif dalam mencatat transaksi nontunai. Ditambah lagi aplikasi ini didukung dengan teknologi QRIS yang dikembangkan oleh Bank Indonesia.

“Teknologi ini akan sangat memudahkan pelanggan SGS, khususnya bagi milenial yang sudah familiar dengan teknologi aplikasi mobile berbasis Android ,” teranya saat ditemui seusai jumpa pers di Ramayana Resto, Kamis (16/1/2020).

Pembukaan SGS 2020 bakal diadakan pada Minggu, 2 Februari 2020, di area car free day (CFD). Dalam acara ini akan ada panggung hiburan dan parade peserta SGS dengan tema “Belanja Senang, Senang Belanja”.



SGS kali ini akan melibatkan sekitar 7.000 merchant dan menargetkan transaksi sebesar Rp7 milyar. Selain bisa mendapat diskon, customer berkesempatan memperoleh hadiah. Dilansir dari sologreatsale.com, pada akhir Februari, seluruh poin transaksi yang masuk pada daftar SGS 2020 akan diundi. Hadiah undiannya beragam.

Solo Great Sale merupakan acara tahunan untuk merespon masa low season (perlambatan perekonomian) yang terjadi pada pelaku dunia usaha. Masa low season biasanya terjadi di bulan Februari di mana perputaran bisnis berada pada titik rendah.