Amputasi Jadi Solusi Terakhir Tangani Luka

1366

KALBE-FARMA-03

 

Soloevent.id – 75% luka borok disebabkan oleh diabetes. Bagi penderita diabetes, proses terjadinya luka – misal saat ia menginjak paku – tidak bisa dirasakan, sehingga berakibat menjadi borok.

 

“Bahkan, kalau orang sudah menderita diabetes, bisul atau jerawat bisa menjadi borok,” beber Marketing Manager PT Kalbe Farma Tbk., dr. Selvinna, kepada Soloevent di Best Western Premier Solo Baru, Minggu (5/11/2017).

 

Selama dua hari, Sabtu-Minggu (4-5/11/2017), PT Kalbe Farma Tbk. mengadakan pelatihan dan edukasi bagi 90 perawat yang menangani luka.

 

Dikemas dalam Nurse Practitioners Forum: Surviving the Shift from Volume to Value of Wound Care Quality, peserta dari berbagai daerah di Indonesia itu mendapat materi seminar dan workshop dari para ahli, misalnya dokter bedah vaskuler, dokter mikrobiologi, dokter bedah tulang, dan perawat senior di bidang luka.

 

Di acara ini, perawat diberi pemahaman mengenai berbagai hal seputar luka, terutama pencegahan amputasi. “Sebelum mengalami pembusukan harus dirawat intens supaya tidak terjadi amputasi, kecuali luka yang terlanjur busuk dan menghitam,” jelas dr. Selvinna.

 

Ia menjelaskan, amputasi adalah solusi terkahir. Karena, berdasar penelitian, amputasi ternyata bisa menyebabkan si penderita meninggal.

 

Selvinna mencontohkan, apabila kaki kiri seseorang diamputasi karena telah menjadi borok, maka lima tahun mendatang kaki kanannya juga bakal terjangkiti. Apabila keduanya kakinya diamputasi, orang tersebut rentan terkena depresi dan lima tahun kemudian akhirnya ia meninggal.

 

Lalu bagaimana caranya agar luka tidak menjadi borok?

 

“Cara pencegahannya adalah kalau ada luka atau borok di kaki  harus segera mencari pertolongan. Jangan dirawat sendiri,” ungkap dr. Selvinna. Menurutnya, perawat-perawat di Indonesia sudah cakap dalam menangani masalah itu.

 

 

Penulis: Reza Kurnia Darmawan

Foto: Reza Kurnia Darmawan