Soloevent.id – Selain Solo 24 Jam Menari 2017 yang dipusatkan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, perayaan Hari Tari Dunia juga diadakan di tempat lain, yakni pelataran Pasar Triwindu dan Pamedan Pura Pura Mangkunegaran, yang dikemas dalam Solo Menari 2017.
Mendungnya malam tidak menyurutkan antusiasme penonton menyaksikan Solo Menari 2017, Sabtu (29/4/2017). Tari Laskar Tani membuka acara malam itu. Tari yang mengisahkan tentang rasa syukur petani pada Tuhan setelah panen, dibawakan apik oleh Swarga Loka Jakarta.
Solo Menari edisi kesebelas ini mengambil tema “Santya Buntara Taya” yang artinya dipersatukan oleh kekuatan tari. Acara ini menjadi ajang perayaan pelaku dan pencinta tari di Kota Solo. Untaian gerak indah yang tersusun dalam tarian menjadi pemersatu insan tari.
Ribuan seniman tari dari komunitas dan sanggar tari memeriahkan acara ini. Mereka tidak hanya berasal dari Solo, melainkan juga Jakarta, Banyumas, Boyolali, Blora, dan Lampung. Walaupun sempat diguyur hujan, masyarakat tetap memadati venue Solo Menari 2017 untuk menyaksikan tari tradisional, kreasi baru maupun modern yang dibawakan oleh para penampil.
Wakil Walikota Solo, Achmad Purnomo – mewakili Walikota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan, karya-karya tari yang disajikan di Solo Menari 2017 diharapkan menjadi kekuatan untuk memperkokoh Solo sebagai kota seni dan budaya. “Semoga apresiasi ini mampu memberikan sesuatu yang berarti bagi pelestarian kebudayaan sebuah perdaban,” ujarnya di akhir sambutan, yang kemudian dilanjutkan oleh Tari Ratoh Jaroe yang dibawakan salah satu SMA Internasional dari Jakarta.