Thursday, May 22, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaEllen, Seniman Asal Wales, Punya Cara Sendiri Hadapi Konflik

Ellen, Seniman Asal Wales, Punya Cara Sendiri Hadapi Konflik

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

ELLEN, SENIMAN ASAL WALES, PUNYA CARA SENDIRI HADAPI KONFLIK

Soloevent.id – Ellen Jordan sedang resah terhadap kondisi dunia. Kerusakan bumi, tumbuhnya ketidaksetaraan antara si kaya dan si miskin, perselisihan antaragama dan negara, jadi potret kecil kekhawatiran seniman asal Wales itu. Untuk mengatasinya, Ellen memberikan solusi yakni perdamaian. Sebagai seorang seniman, Ellen menuangkan konsep perdamaian ke dalam sebuah pertunjukan tari dan karawitan.

Mandala Perdamaian judulnya. Sebagai penggambaran toleransi antarkultur, Ellen mengajak 20-an seniman muda asal Indonesia dan beberapa negara lain. Kolaborasi seniman lintas negara tersebut dilangsungkan di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah, Solo, Selasa (5/4/2016).

Lewat Mandala Perdamaian, Ellen membawa penonton memasuki dunia baru penuh ketenangan. Di bawah sorot lampu temaram, mendengar dentingan halus musik karawitan yang berpadu dengan langgam-langgam Jawa seperti memberikan ketenangan batin.

Harmonisasi gamelan direspon empat penari dengan gerakan-gerakan energiknya. Apa yang ditarikan oleh Anna Thu Schmidt, Otniel Tasman, Hanna Yulianti, dan Imam Kristianto seperti menggambarkan kehidupan manusia di dunia. Manusia dititahkan untuk menjaga kedamaian. Namun, karena di dalam diri manusia terdapat nafsu, kadangkala manusia juga sering berkonflik dengan sesama.

Konflik serta bentuk-bentuk kekerasan lain bisa diredam lewat jalan perdamaian. Ellen punya cara unik unik untuk menyimbolkan perdamaian yaitu dengan teh. Di akhir pertunjukan, seluruh penampil memunguti guguran daun teh. Lalu mereka membagikannya kepada penonton.

“Saya menjadikan teh sebagai lambang kesatuan. Faktanya, setiap budaya selalu memiliki minuman teh atau kopi. Di setiap budaya, cara menikmati teh pasti berbeda-beda. Di pertunjukan ini, teh saya gunakan sebagai alat untuk merayakan keberagaman budaya,” tutur Ellen.

Ellen Jordan menyebut Mandala Perdamaian sebagai ritual artistik karena di dalamnya terdapat doa/mantra  yang dilafalkan dengan bahasa Jawa, Welsh, Hungarian, Polish, Meksiko, dan lain-lain sesuai bahasa ibu masing-masing penampil. Ia berharap penonton dapat menemukan ketenangan batin setelah menyaksikan pementasannya. “Kedamaian tersebut semoga bisa disampaikan kepada orang lain dan kemudian kedamaian akan menyebar dalam komunitas kita,” terang dia.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Melihat Surganya Barang Antik di Festival Vintage Balaikota Solo

Soloevent.id - Komunitas Soloraya Vintage menggelar Festival Vintage Romantika Sambung Rasa Tempo Doeloe di...

Pameran Gold in Fest Semar Nusantara Hadirkan Penyanyi Anang dan Ashanty di The Park Mall Solo

Soloevent.id - Semar Nusantara menggelar pameran bertajuk Gold in Fest di Atrium Broadway The...

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

More like this

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

Semarak Budaya Indonesia 2025, Selebrasi Ragam Budaya dalam Satu Harmoni

Soloevent.id - Kota Surakarta kembali menjadi saksi perhelatan seni akbar bertaraf nasional, Semarak Budaya...

Solo Menari 2025 Hadirkan Pertunjukan Tari 60 Grup di Balaikota Solo

Soloevent.id - Kota Solo kembali menggelar acara Solo Menari pada 29 April 2025. Tahun...