5 Tips Fotografi Panggung yang Wajib Kamu Perhatikan

1533

FOTOGRAFI-PANGGUNG-001

 

Soloevent.id – 2018 ini sepertinya panggung hiburan di Kota Solo bakalan meriah. Buat kamu yang suka fotografi, acara-acara tersebut bisa jadi tempat berburu foto Omong-omong soal itu, memotret pementasan atau konser adalah satu hal yang susah-susah gampang. Kamu butuh latihan ekstra biar bisa menghasilkan foto yang asyik.

 

Kali ini, Soloevent mau bagi-bagi tips fotografi panggung. Yang dibahas di sini adalah panggung tari, teater, dan musik.

 

 

1. Taati peraturan penyelenggara

Di beberapa konser musik, kamera profesional tidak diperbolehkan masuk, kecuali bagi fotografer resmi panitia dan fotografer media. Kalau melanggar, kamera bisa disita. Jika berada di bibir panggung, biasanya dalam konser musik juga ada regulasi hanya boleh memotret si artis di tiga lagu awal.

 

Saat pementasan teater atau tari, panitia rutin memberi pengumuman di awal pentas agar tidak menggunakan flash saat memotret. Supaya tidak mengganggu kenyamanan penampil dan penonton, usahakan matikan beep dan kecilkan pencahayaan di layar.

 

Di pementasan tari dan teater, kadangkala ada penyaji yang melarang penonton mengambil foto. Bunyi jepretan (apalagi dalam mode continuous) dan beep bisa membuyarkan konsentrasi pemain.

 

 

 2. Gunakan lensa tele dan wide/kit/fix

Lensa tele sangat dibutuhkan saat memotret panggung. Tele memudahkan fotografer untuk menangkap ekspresi penampil. Tele juga dibutuhkan apabila jarak panggung dengan fotografer cukup jauh.

 

Wide atau kit digunakan saat kamu ingin memotret secara luas, misal memotret panggung dan kerumunan penonton atau pemain dan properti panggung. Sedangkan fix diperlukan karena acapkali panggung minim cahaya.

 

Tele wajib ada dalam tas kameramu saat ingin memotret panggung. Untuk lensa pendamping, sebaiknya gunakan salah satunya saja biar lebih efisien. Jika kamu punya dua body kamera, sebaiknya dibawa saja biar tidak pasang/copot lensa.

 

 

 3. Perhatikan tata cahaya panggung dan pengaturan kamera

Dua hal ini saling berkaitan. Panggung konser (yang berskala besar) biasanya menggunakan tata cahaya yang gemerlap. Ini banyak membantu, tapi sering juga merugikan. Banyak cahaya berarti kamu bisa mengeksplorasinya. Namun, kadangkala lighting yang digunakan panitia terlalu terang dan tidak rata sehingga berefek di foto.  Sedangkan panggung tari/teater kerap menggunakan pencahayaan yang minim.

 

Amannya, ISO kamu atur di atas 400. Akan lebih baik jika kamu punya lensa dengan bukaan minimal f/2.8, tapi jika tidak punya bukan merupakan masalah. Kemudian atur white balance di mode daylight atau auto.

 

 

 4. Pandai menangkap momen

Ini tidak bisa dilakukan secara instan – dan mungkin butuh sedikit keberuntungan. Sebagai fotografer, mata dan insting kamu harus terlatih. Apabila kamu sering memotret panggung, kamu pasti bakal tahu kapan dan di mana momen-momen asyik terjadi, misalnya saat penari membuat pola, personel band meloncat, atau ada gimmick.

 

Momen yang tertangkap adalah salah satu cara agar fotomu berbicara dan berkesan. Untuk itu, kamu harus banyak mencari referensi, contohnya menonton live performance band yang akan kamu foto, atau meng-kepo akun media sosial si seniman yang mau berpentas siapa tahu dia mengunggah video latihannya.

 

 

5. Latihan, latihan, latihan

Inilah yang akan mengasah kemampuan dan insting kamu. Event-event pertunjukan tanpa tiket masuk alias gratis bisa menjadi arena latihanmu. Selain praktek, kamu juga perlu memperdalam teori fotografi dan menjalin komunikasi dengan orang-orang yang menggeluti fotografi panggung.

 

 

 

Penulis: Reza Kurnia Darmawan

Foto: dokumentasi Soloevent