Tuty Adib: dari Solo Melenggang ke Pentas Dunia

1283

Soloevent.id – Di dunia fashion, nama Tuty Adib sudah mentereng. Desainer kelahiran Solo, 5 April 1969 itu punya spesialisasi menciptakan busana-busana muslimah yang elegan. Tuty punya brand busana muslim bernama Bilqis yang dikembangkannya sejak tahun 2000. Brand tersebut berhasil menembus pasar nasional.

Karya terbarunya, Tuty Adib baru saja merilis scarf yang terinspirasi dari kekayaan seni Nusantara. Setahun pascarilis, scarf tersebut mendapat apresiasi dari beberapa instansi, dan bahkan dijadikan cinderamata karena motif Nusantara yang dipakai.

Untuk menyambut Ramadan 1440 H, Tuty mengeluarkan karya bertema “Dazzling Ramadan”. Koleksi-koleksi scarf tersebut berwarna pastel. Selain itu, dia juga merilis kerudung khirma atau lebih dikenal dengan kerudung syari.

Sebagai perancang busana muslim, dia tetap memperhatikan cara berpakaian muslimah. Karya-karya yang ia bikin tidak ketat dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh. Meski mengusung konsep syari, Tuty tetap menampilkan sisi elegan, sehingga para muslimah bisa tampil fashionable tanpa takut melanggar pedoman.

Ketekunannya menjalani karir berbuah manis. Salah satunya adalah ia tampil di ajang fashion show akbar Tanah Air, Indonesia Fashion Week, Maret 2019 lalu. Kala itu, Tuty mempersembahkan busana bertema “Gonjong Limo” yang terinpirasi bentuk bangunan di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Relief Gonjong Limo dikembangkannya menjadi motif pada kain tenun panjang Payakumbuh. Memang, dua tahun terakhir ini, Tuti bekerja sama dengan pemerintah Payakumbuh untuk memberikan pelatihan industri busana.

Tuty semakin membentangkan sayap. Rencananya September tahun ini dia akan melenggang ke New York Fashion Week. Tuty bakal menampilkan karya yang terinspirasi dari kain Payakumbuh. Sebelumnya, karyanya itu dipertontonkan di London Fashion Week di tahun 2018.

Pada 2017 lalu, Tuty juga terlibat dalam prosesi pernikahan putri Presiden RI Joko Widodo, Kahiyang Ayu, dengan Boby Nasution. Tuty-lah yang menggarap busana pernikahan mereka.

Walau aktif sebagai desainer, tapi setiap Ramadan tiba, Tuty mengaku mampu mengatur jadwal pekerjaannya. Untuk menyemarakkan bulan penuh berkah, Tuty tergabung dengan kelompok pengajian yang rutin diadakan selama bulan Ramadan. “Sejauh ini antara pekerjaan dan organisasi sosial bisa berjalan dengan baik,” ungkap Tuty kepada Soloevent.



Bagi Tuty Adib, Ramadan adalah tempat untuk introspeksi diri dan terus menjalin tali silahturahmi.