Ibe Karyanto: Pria Sederhana yang Ingin Berdayakan Petani Kopi Lokal

1543

Soloevent.id – Mungkin kamu banyak yang belum mengenal sosok Ibe Karyanto. Namun, di kancah pegiat kopi lokal, nama Ibe Karyanto sudah enggak asing lagi. Dia adalah pendiri Studio Kopi Ndaleme Eyang, salah satu kafe kopi di Kota Solo. Selain mengelola bisnis kopinya, Ibe juga mendirikan sekolah pinggiran di Jakarta.

Nah, kali ini Soloevent mau mengajak kamu mengenal lebih dekat Ibe Karyanto.

Pemberdaya para petani kopi lokal

Bisnis kopi yang digeluti Ibe berawal dari pertemuan dengan seorang teman yang mempunyai usaha kopi di Jakarta. Dari situ Ibe dan Susilo (temannya) berinisiatif mendirikan Studio Kopi Sang Akar di Jakarta. Tujuan utamanya adalah untuk memberdayakan petani kopi lokal, selain itu untuk menyokong sanggar bentukannya yang dinamai Sanggar Akar.

Ibe juga pingin mendirikan lagi kafe di Solo dengan konsep yang sama. “Saya pulang ke Solo, saya langsung ke petani yang ada di Karanganyar. Saya ambil langsung kopi dari sana. Saya mengajak kerja sama para petani disana,” tuturnya kepada di Studio Kopi Ndaleme Eyang, Kamis (25/10/2018).

Mendirikan Sanggar Anak Akar

Ibe dan teman-temannya kala itu sering berjumpa dan berbaur dengan anak-anak jalanan. Hal itu bikin Ibe ingin membuka sekolah khusus untuk anak jalanan. Niatan itu terealisasi tahun 1994. Ibe dkk. mendirikan Sanggar Anak Akar secara swadana.

Penulis buku

Punya hobi menulis, Ibe pernah menulis buku berjudul Realisme Sosialis Georg Lukacs. Buku tersebut diterbitkan sektiar tahun 1999.



Kesederhanaan seorang Ibe Karyanto

Kesederhanaan sepertinya sudah melekat di diri Ibe. Hal tersebut terlihat dari penampilan dan tutur katanya. Kesederhanaan dan keramahan itulah yang membuat Ibe mempunyai banyak relasi.

Pemilik Studio Kopi Ndaleme Eyang

Di Solo, Ibe mendirikan kafe kopi yang berlokasi di Jl. Pajajaran Timur 1 No.10, Sumber, Banjarsari. Kafe bernama Studio Kopi Ndaleme Eyang itu mengusung konsep yang nyaman dan sederhana. Komunitas-komunitas di Solo sering menjadikan kafe tersebut sebagai tempat diskusi, pertunjukan musik, hingga pemutaran film.

“Saya ingin orang-orang yang datang ke sini seperti berada di rumahnya. Santai dan bisa mendapatkan inspirasi ketika ngopi di sini,” katanya.