Jenang Penuh Filosofi di Semarak Jenang Sala

1639

Soloevent.id –Jenang merupakan salah satu makanan tradisional yang masih eksis hingga sekarang. Dalam kehidupan masyarakat Jawa, makanan ini menjadi hidangan untuk perayaan-perayaan tertentu, misal menjelang persalinan, sehabis menggelar hajatan, dan lain-lain. Tak sedikit dari jenang-jenang tersebut yang menyimpan filosofi.

Di hari jadi ke-275 Kota Solo, Pemerintah Kota Surakarta mengadakan Semarak Jenang Sala. Di event ini, warga bisa menikmati jenang secara gratis. Ada bermacam jenang yang disuguhkan. Mulai dari yang sering ditemui hingga sudah jarang. Mungkin kamu sudah familiar dengan jenang sumsum, grendul, mutiara, tapi bagaimana dengan lima jenang di bawah ini?

1. Jenang Ngrang-ngrang

Jenang ini terdiri dari ketan yang dicampur gula jawa lalu disiram kuah santan. Jenang ini punya makna, yaitu manusia seharusnya belajar mengontrol emosi agar kekuatan pada dirinya bisa bermanfaat untuk orang lain.

Di Semarak Jenang Sala, jenang ngrang ngrang disediakan oleh paguyuban warga Kecamatan Laweyan.

2. Jenang Katul

Siapa yang menyangka jika katul yang dikenal sebagai makanan ternak, bisa dibuat jenang? Jenang ini terdiri dari campuran bubuk bekatul, gula jawa, tepung beras, parutan kelapa, dan daun pandan.

Menurut masyarakat Jawa, makanan ini mempunyai manfaat, seperti mengandung serat tinggi dan mencegah kanker.

Salah satu peserta Semarak Jenang Sala, Kelurahan Penumping, menghidangkan jenang ini.

3. Jenang Taming

Jenang ini merupakan perpaduan dari jenang pati, sumsum, grendul, dan jenang lang. Jenang taming mempunyai makna belajar menjaga kekuatan diri dengan berdoa kepada Tuhan dan memahami serta mengenali kelemahan diri sendiri.

4. Jenang Sepasaran

Jenang sepasaran hampir mirip dengan jenang pati. Seperti namanya, jenang ini dibuat pada acara sepasaran bayi atau lima hari setelah kelahiran bayi

Sewaktu di Semak Jenang Sala, jenang ini bisa ditemukan di stan Bulog Cabang Surakarta.

5. Jenang Werni Papat

Jenang ini terdiri dari warna putih, merah, kuning, dan hijau. Warna-warna tersebut melambangkan sifat manusia. Merah adalah amarah; kuning melambangkan aluamah atau nafsu yang selalu menyesali perbuatannya, baik terpuji maupun tercela; hijau menyimbolkan nafsu duniawi.

Saat mengonsumsi jenang warni empat, penikmat diharapkan terbebas dari sifat-sifat tercela.



Semarak Jenang Sala 2020 digelar di Ndalem Djojokusuman, Gajahan, Solo (17/2/2020) pagi. Acara dibuka oleh Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo. Sebelumnya, Wali Kota dan jajarannya melakukan upacara di Stadion Sriwedari lalu melakukan kirab menuju Ndalem Djojokusuman.