Jadi Peserta Solo Batik Carnival Itu Berat

2038

Soloevent.id – Sebelas defile memeriahkan puncak acara Solo Batik Carnival (SBC) 2019, Sabtu (28/7/2019). Di Grand Carnival, warga yang memadati Jl. Bhayangkara, Sriwedari hingga Balai Kota Surakarta dihibur oleh kostum warna-warni peserta SBC 2019.   

Tahun ini, kostum SBC bertema “Suvarnabhumi: The Golden of ASEAN”. Kostum-kostum tersebut menampilkan ikon-ikon sebelas negara di Asia Tenggara.

Salah satu peserta dari defile Laos, Mirza Ramadan, menjelaskan kostumnya dia buat dalam waktu dua bulan. Ikon yang ditampilkannya adalah pagoda. “Untuk Laos, kami mengangkat Pagoda Pha That Luang yang berbentuk segiempat. Selain itu, kami juga mengambil unsur Budha-nya karena di Laos banyak ditemui patung Budha,” jelas Mirza saat ditemui Soloevent. Mirza memilih ikon tersebut setelah melakukan riset dari internet.

Menjadi peserta SBC itu butuh kekuatan fisik ekstra. Karena mereka harus berjalan kaki sepanjang lebih kurang tiga kilometer sambil memakai kostum seberat 30-50 kilogram. Koordinator Acara Solo Batik Carnival 2019 Ade Sugriwa mengatakan kostum karnaval punya beban berat karena menggunakan penyangga besi. Besi dipilih agar kostum tetap kokoh saat ada tiupan angin selama parade.



Terkait hal itu, Mirza mengaku melakukan banyak persiapan yang berhubungan dengan fisik, seperti olahraga, membiasakan diri membawa barang-barang berat, hingga makan yang teratur. Beban kostum yang dia kenakan sekitar 30 kilogram. Itu belum ditambah berat sepatu yang tingginya sekitar 20-25 sentimeter. Menurutnya, hal tersebut bikin karnaval semakin menantang.

Grand Carnival SBC 2019 dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo dan perwakilan Kementerian Pariwisata. Mereka hadir dengan balutan kostum batik carnival.