Sektor Mamin, Primadona dan Penyumbang Baru Pertumbuhan Ekonomi Solo

78

Soloevent.id – Seiring dengan perbaikan dan pertambahan sederet objek wisata baru, industri wisata di Solo terus mengalami perkembangan pesat. Salah satu bukti dari kemajuan ini bisa dilihat dari sektor akomodasi makanan dan minuman (mamin) yang pertumbuhannya berjalan dengan cepat.

Sejauh ini, sektor tersebut memang belum menjadi kontributor terbesar dalam urusan pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB). Namun apabila dipandang dari sudut pertumbuhan, sektor mamin adalah sektor terbesar.

Penguatan Kolaborasi

Tak sedikit pelaku industri perhotelan mengungkapkan bahwa pasca pandemi, kinerja di sektor perhotelan mengalami kenaikan tingkat perbaikan. Ini sangat sejalan dengan pertumbuhan sektor pariwisata yang kondisinya juga terus membaik. Meski demikian untuk ke depan tetap butuh berbagai usaha agar kinerja tersebut dapat lebih meningkat. Adapun salah satu yang bisa dilakukan adalah melalui penguatan kolaborasi.

General manager Lorin Hotel, Syariah Hotel Solo, dan D’wangsa Hotel, Heri Haryosa mengungkapkan, bahwa pada tahun 2023 kemarin secara garis besar merupakan tahun yang baik bagi industri pariwisata.

Dalam perbincangannya dengan Solopos.com, dia menjelaskan ada hasil yang lebih bagus untuk Lorin Group dibanding tahun 2023. Selain itu Heri juga merasa optimis bahwa kedepannya kondisi tersebut dapat lebih baik lagi, apalagi jika ada penguatan kolaborasi antar hotel maupun antar sektor.

Kolaborasi ini bisa diwujudkan dalam beragam bentuk, misalnya dengan menciptakan paket bersama dan sebagainya. Lebih dari itu, juga sangat menarik dijalankan melalui kerjasama dengan resto atau rumah makan hingga keduanya dapat berkembang secara bersama-sama.

Pendapat senama disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Joko Sutrisno. Menurutnya, kolaborasi merupakan langkah yang sangat bagus untuk memunculkan dampak-dampak positif di lingkungan bisnis, termasuk di sektor pariwisata.

Joko melihat bahwa industri wisata di Solo dan sekitarnya telah berhasil berkembang dengan pesat. Selain itu biasanya kunjungan wisata itu akan memberi pengaruh positif bagi tingkat perekonomian masyarakat. Kemudian makin tinggi tingkat perekonomian maka kesadaran masyarakat untuk berwisata juga ikut meningkat.

Masih menurut Joko, kehadiran objek wisata baru dan hotel baru tak perlu dipandang sebagai sebuah persaingan yang dalam menghambat perkembangan usaha. Kondisi ini justru bisa menjadi sarana terbaik untuk saling kolaborasi agar menghasilkan dampak yang lebih baik.

Sementara itu berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), di Solo sampai tahun 2023 terdapat 165 perusahaan atau usaha jasa yang menyebar di lima kecamatan. Dibanding tahun 2022, terjadi enam pertambahan yang berasal dari tiga hotel melati dan tiga hotel bintang.

Kemudian untuk restoran, pada tahun 2023 ada 724 restoran dan selain itu masih ada usaha katering, Kehadiran usaha ini bisa menjadi pendukung lapangan usaha terutama di sektor akomodasi makanan dan minuman. Meski belum diketahui pasti jumlahnya, sektor ini juga menjadi penyumbang yang cukup besar bagi perekonomian Solo.