Penyandang Disabilitas Tuangkan Harapan Lewat Seni Rupa

1093

Soloevent.id – Puluhan karya dari penyandang disabilitas dipamerkan di Pendhapa Ageng GPH Joyokusumo Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Minggu-Jumat (10-15/11/2019). Karya-karya tersebut dilukis oleh para penyandang cerebral palsy, polio, tunawicara, tunadaksa, speech delay, dan lainnya.

Salah satunya milik Wibowo yang diagnosis disabilitas polio. Wibowo melukis dengan cat minyak di atas kanvas dan mengambil judul karya “Membangun Infrastruktur”. Ia tak sekadar melukis, melainkan juga menuangkan harapan, yakni agar infrastruktur sarana-prasarana umum fisik dan nonfisik yang sedang dibangun ramah terhadap penyandang disabilitas.

Pameran Festival Bebas Batas digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bekerja sama dengan ISI Surakarta dalam rangka mengakomodasi penyandang disabilitas dalam berekspresi di media seni rupa.

Tema yang diusung dalam kegiatan ini adalah “Ekspresi Karya Seni Rupa Penyandang Disabilitas”. Kurator pameran, Hendra Himawan dan Hendromasto, berharap acara ini bisa memberikan ruang kepada para perupa disabilitas untuk menyajikan karya-karya seninya, serta memberikan kesempatan kepada masyarakat, khususnya Kota Solo, untuk dapat mengapresiasi karya-kaya seni para perupa disabilitas. “Kegiatan ini juga untuk memberikan pemahaman agar masyarakat lebih terbuka bahwa keterbatasan bukan hal yang mesti dihadapi dengan rasa iba atau memelas,” tulis mereka.



Festival Bebas Batas 2019 diikuti oleh 28 orang perupa disabilitas dari berbagai daerah di Indonesia dengan 40 karya seni.

Selain karya para penyandang disabilitas, terdapat juga karya-karya seni rupa dari warga rumah sakit jiwa. Karya Merupa Ingatan ini adalah bagian dari pameran Meneroka Batas dalam Festival Bebas Batas 2019. Pameran ini menyuguhkan rupa-rupa ingatan pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Magelang, Bogor, Surabaya, dan Palembang. Sebanyak 120 pasien mengikuti lokakarya seni selama tiga hari di masing-masing rumah sakit pada Juni hingga September lalu.