Menikmati Malam Yang Jatuh Di Argo Budaya Uns Bersama Silampukau

980
MENIKMATI MALAM YANG JATUH DI ARGO BUDAYA UNS BERSAMA SILAMPUKAU

MENIKMATI MALAM YANG JATUH DI ARGO BUDAYA UNS BERSAMA SILAMPUKAU

Soloevent.id – Grup folk Silampukau kembali menapakkan kakinya di Kota Solo. Kali ini Kharis Junandharu (vokal, gitar) dan Eki Tresnowening (vokal, gitar) tampil di sebuah pergelaran musik bertajuk Hutan Indie #4. Acara tersebut digagas oleh mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Musik Fisip (KMF) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Berbeda dari penampilan terdahulu, dalam lawatan keduanya ini duo asal Surabaya tersebut membawa pemain bas dan drum tambahan. Tampil dalam format full band, materi-materi yang mereka mainkan Sabtu (21/5/2016) itu terasa lebih segar dan berisi.

Malam itu Silampukau menyuguhkan sepuluh lagu. Setlist yang mereka bawakan dipenuhi oleh nomor-nomor berlirik satir dari album fenomenalnya, Dosa, Kota & Kenangan. Hanya ada satu tembang yang diambil dari mini album pertama, Sementara Ini.

Sugeng dalu, Solo,” ucap Kharis sebelum mendendangkan “Bola Raya”. “Balada Harian” disuguhkan sebagai lagu kedua. Bermain dengan personel tambahan menjadikan tembang tersebut terasa lebih riang dan semarak.

Kejadian tak terduga dialami Kharis saat menyanyikan “Lagu Rantau (Sambat Omah)”. Senar gitarnya putus. Walaupun ada kendala, tetapi mereka tetap menggeber lagu itu sampai tuntas.  Sembari menanti kru membetulkan gitar Kharis, Eki coba menyapa penonton. “Gimana Solo, kok panasnya tambah kayak Surabaya?” katanya sambil tersenyum.

Sebelum melanjutkan repertoar, Eki sedikit mengomentari soal gitar Kharis. “Terimakasih Nosstress buat pinjaman gitarnya,” ucap dia sembari cengengesan. Di beberapa nomor selanjutnya, gitar Cok Bagus Pemayun (salah seorang personel Nosstress) jadi barang berharga bagi kelangsungan pertunjukan Silampukau.

Usai distem, Silampukau menggiring penonton untuk menikmati malam lewat “Malam Jatuh di Surabaya”. Lagu ballads lirih ini terasa cocok didendangkan di bawah langit malam yang menaungi venue Argo Budaya UNS.

Salah satu tembang “nakal” di album Dosa, Kota & Kenangan, “Si Pelanggan”, tak lupa dihadirkan. Berbeda dari versi orisinalnya, malam itu “Si Pelanggan” dimainkan dalam tempo lebih lamban. Lirik-lirik nakal berbungkus puitis yang bercerita tentang aktivitas di lokalisasi Dolly, dinyanyikan Eki dalam karakter vokal berat.

“Aku Duduk Menanti” dan “Sang Juragan” dimainkan diurutan enam serta tujuh. Dua nomor hits, “Puan Kelana” dan “Doa 1”, sukses menggiring penonton ke dalam koor massal. Di lagu pamungkas, Silampukau mengakhiri secara indah lewat “Sampai Jumpa”.

Namun, pasca Silampukau turun panggung bukan berarti Hutan Indie #4 juga dipungkasi. Malahan tongkat estafet penampil berpindah ke tangan grup folk asal Bali, Nosstress.