Lokananta: Bukan Sekadar Perusahaan Rekaman Negara

890

Soloevent.id – Didirikan pada 29 Oktober 1956, Lokananta merupakan perusahaan rekaman negara. Kala itu, Lokananta berdiri di bawah Menteri  Penerangan R. Maladi dan Pemimpin Radio Republik Indonesia (RRI).

Nama “lokananta” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti perangkat gamelan kayangan tanpa penabuh. Nama itu dipilih karena terinspirasi dari lantunan indah yang berasal dari gamelan milik Kyai Sri Kuncoro Mulyo.

Dulu, Lokananta difungsikan sebagai tempat produksi dan distribusi materi siaran untuk RRI. Namun, usai lima tahun berdiri, terbit Peraturan Pemerintah No. 215 Tahun 1961 yang menetapkan Lokananta sebagai label rekaman spesialisasi lagu-lagu daerah, pertunjukan kesenian, serta penerbitan buku dan majalah.

Lokananta menjadi tempat lahirnya para musisi legendaris Indonesia, mulai dari Gesang, Sam Saimun, Waldjinah, Bubi Chen, hingga Jack Lesmana. Selain itu, arsip negara seperti aransemen lagu “Indonesia Raya” gubahan Jos Cleber dan pidato Presiden Soekarno saat membuka Konferensi Asia Afrika 1955 juga direkam dan disimpan di Lokananta.

Hingga 1980-an, Lokananta berhasil memproduksi sekitar 100 ribu keping kaset. Memasuki akhir era ‘90-an, pembajakan merajalela hingga produksi berhenti. Lokananta pun hampir hilang eksistensinya karena semasa pemerintahan Presiden Adurrahman Wahid (Gus Dur) di tahun 2001, Departemen Penerangan yang menaungi Lokananta dibubarkan. Di tahun 2004, Lokananta dinaungi Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) hingga saat ini.



Sampai sekarang, konten audio yang dimiliki Lokananta tidak kurang dari 5.000 master pita reel dan 30.000 keping piringan hitam.

Saat ini, Lokananta yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani, Solo, membuka diri untuk lebih ramah kepada generasi milenial. Banyak event komunitas yang diadakan di sana, mulai dari pameran, konser musik, diskusi, dan lain-lain.