Masa Suram Lokananta, Karyawan Cuma Dibayar Nasi Bungkus

864

Soloevent.id – Apakah masih ada yang belum tahu, kalau di Solo itu ada perusahaan rekaman dan studio musik legendaris bernama Lokananta? Kamu sudah pernah ke sana?

Lokananta berdiri pada tahun 1956, fungsi awalnya untuk mensuplai materi siaran nasional Radio Republik Indonesia. Lalu pada 1961, Lokananta mulai memproduksi piringan hitam dan kaset. Namun, cerita Lokananta tidak selamanya manis. Saat Departemen Penerangan – induk dari Lokananta – dibubarkan di akhir era ’90, Lokananta goyah. Tahun 2004, Lokananta menjadi bagian Perum Percetakan Negara Republik Indonesia.

“Sejak Departemen Penerangan dibubarkan, Lokananta tidak ada dana. Menurut cerita karyawan yang pernah melewati masa suram, waktu itu karyawan hanya dibayar nasi bungkus. Tugas mereka membereskan, membersihkan, dan menata piringan hitam,” kata Staf Pemasaran Lokananta Sriyono saat ngobrol di Soloevent’s Radio Talk, Rabu (11/3/2020).

Suara Lokananta mulai terdengar lagi saat muncul gerakan #SaveLokananta. Salah satu pelopornya adalah Glenn Fredly. “Saat ini, Lokananta tidak membuat piringan hitam lagi. Untuk kaset pita masih,” ujarnya. Selain itu, Lokananta juga melakukan pengelolaan aset. Dengan lahan seluas 2,3 hektar, Lokananta membuka diri untuk penyelenggaraan event. Lokananta juga membuat kafe dan merilis merchandise.



Hingga kini Lokananta masih bisa digunakan untuk studio rekaman. Banyak musisi tanah air pernah rekaman di sana, antara lain Slank, Glenn Fredly, Shaggydog, The Hydrant, termasuk dua maestro keroncong Indonesia, Gesang dan Waldjinah. Beberapa event, terutama event musik juga sering digelar di sana. Buat kamu yang penasaran, bisa datang langsung ke Lokananta di Jl. Ahmad Yani 387, sekitar 2 kilometer dari stasiun Purwosari.