Beda Dengan Sekarang, Pembukaan Jembatan Jurug Zaman Dulu Berlangsung Megah dan Meriah

253

Soloevent.id – Setelah selama setahun penuh dibangun dari September 2022, pada akhirnya jembatan Jurug akan kembali dibuka pada September 2023. Sebagaimana informasi yang telah disampaikan oleh Walikota Surakarta, Gibran Rakabumingraka, tak ada seremoni atau peresmian dalam pembukaan tersebut.

Bahkan juga tidak ada pejabat pusat maupun daerah yang diundang termasuk Presiden Joko Widodo. Padahal pembangunan jembatan ini merupakan proyek nasional karena dananya berasal dari pemerintah pusat atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Ini sangat berbeda dengan acara peresmian jembatan lawas (sekarang disebut sebagai jembatan Jurug A) yang dibangun di era kolonial Belanda. Saat itu Solo masih punya pemerintahan kerajaan dan pembangunan jembatan ini diprakasai oleh Paku Buwono (PB) X, raja dari Keraton Kasunanan Surakarta.

Pembangunan dan Peresmian Jembatan Jurug Lama

Pada masa tersebut, PB X memang dikenal sebagai raja yang berpikiran modern dan sering melakukan pembangunan infrastruktur. Mulai dari stasiun kereta api Sangkrah dan Jebres, Pasar Gede Harjonagoro, Stadion Sriwedari, dan berbagai proyek strategis lain. Termasuk jembatan Jurug, semua merupakan hasil inisiasi PB X dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan masyarakat, terutama dari segi ekonomi.

Jembatan yang menjadi penghubung Kota Solo dan beberapa daerah lain di kawasan timur tersebut dibangun pertamakali tahun 1913 dan rampung pada 1915. Proyek ini dikerjakan secara bersama-sama antara Keraton Kasunanan dan pemerintah kolonial Belanda.

Sehingga sangatlah wajar jika peresmiannya juga dilakukan bersama, bahkan dihadiri langsung oleh PB X dan Residen Surakarta, F.P. Sollewijn Gelpe sebagai perwakilan pemerintah kolonial. Keduanya datang dengan diiringi para pejabat militer dan sipil, sehingga suasananya terasa sangat megah dan meriah.

Berdasarkan penampakan berbagai foto kuno yang beredar di sejumlah media sosial, terlihat jelas jika saat peresmian tersebut jembatan Jurug dihiasi dengan aneka bunga. Ini jadi bukti apabila acara tersebut merupakan even skala besar dan istimewa, apalagi terlihat pula banyak sekali tamu penting yang turut hadir.

Bahkan Adipati Pura Mangkunegaran, Sri Mangkunegara VI ikut hadir sebagai tamu kehormatan bersama Adipati Pura Pakualaman, Sri Paku Alam VII. Keduanya turut menyemarakkan acara penting tersebut.

Ketahanan Yang Sempurna

Meski dibangun pada masa lalu, jembatan Jurug A mempunyai ketahanan yang sangat bagus dan sempurna. Menurut keterangan dari sejumlah sumber terpercaya, di zaman perang kemerdekaan dulu jembatan ini beberapa kali sempat jadi sasaran pengeboman tentara Belanda. Terutama saat terjadi Agresi Militer Belanda II pada Desember 1948.

Meski berulangkali terkena bom, jembatan Jurug tetap bisa bertahan dan tidak pernah mengalami kehancuran. Bahkan hingga saat ini, walau usianya sudah mencapai lebih dari satu abad, tetap boleh dilalui meski hanya dikhususkan bagi kendaraan motor dan sepeda onthel saja.