Tingkah Riang Anak Di Festival Dolanan Bocah 2016

987
TINGKAH RIANG ANAK DI FESTIVAL DOLANAN BOCAH 2016

TINGKAH RIANG ANAK DI FESTIVAL DOLANAN BOCAH 2016

 

Soloevent.id – Di tengah kehebohan Pokemon Go dan bermacam permainan modern lain, ternyata masih ada anak-anak yang mempertahankan permainan tradisional. Di panggung Festival Dolanan Bocah 2016, anak-anak itu tampak riang dan penuh semangat memainkan beragam dolanan bocah, antara lain cublak-cublek suweng, jamuran, sepur-sepuran, gasing, dan lain-lain.

Hari perdana penyelenggaraan festival, Kamis (21/7/2016), ada enam kelompok yang tampil. Setiap kelompok membumbui pertunjukannya dengan dialog dan alur cerita, sehingga bisa menjadi sajian yang menarik. Polah tingkah bocah-bocah di atas panggung mampu menarik perhatian penonton. Tak jarang tawa meledak saat ada satu-dua anak yang berpolah tingkah lucu.

Salah satu peserta yang unjuk gigi adalah SD Negeri Dadapsari. Ada kritik yang dimunculkan lewat penampilan mereka. Alkisah sekitar sepuluh anak sedang memainkan “sandal” tempurung kelapa. Saat asyik bermain, ada seorang anak yang sadar kalau seorang teman mereka, Brindil, tidak ikut bermain.

Setelah memanggil-manggil Brindil, perempuan cilik itu datang sambil menenteng laptop. “Ayo ikut kami main,” kata seorang anak. Namun Brindil menolaknya. “Tidak mau, permainanmu kuno,” ucapnya. Karena tak mau diajak, sepuluh anak itu mulai bermain lagi tanpa Brindil.

Akan tetapi Brindil sepertinya jemu dan merasa kesepian. Saat teman-temannya asyik bermain bersama, ia hanya duduk sendiri sembari menatap laptop. Akhirnya ia mendatangi teman-temannya lagi dan menanyakan apakah boleh bermain bersama. “Katamu ini permainan kuno?” tanya seorang anak. “Soalnya permainan ini tidak ada di laptop,” jawab Brindil.

Melestarikan permainan tradisional di tengah arus modernisasi menjadi misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo dalam menyelenggarakan event ini. Hal itu disampaikan Kepala Disbudpar Solo, Eny Tyasni Suzanna, saat ditemui di sela acara.

Dolanan bocah adalah budaya milik Indonesia. Lewat acara ini kami ingin agar dolanan bocah tidak tergerus oleh gadget, game online, dan permainan modern lain,” jelas Eny. Menurut Eny, dolanan bocah memiliki nilai-nilai luhur seperti pembentukan karakter, interaksi dan sosialisasi antarsesama, sehingga dimungkinkan membentuk kegotongroyongan. “Jika anak-anak muda sudah guyub, Indonesia akan lebih baik ke depannya,” terang dia.

Festival Dolanan Bocah 2016 bakal berlangsung hingga Sabtu  (23/7/2016). Ada 18 kelompok yang berpartisipasi di acara ini. Mereka berasal dari 10 SD di Kota Solo dan 8 sanggar tari. Perhelatan yang diadakan di Plaza Sriwedari ini dimulai jam 19.00 WIB.