Tamasya Film Ajari Siswa Bikin Film Pendek

908
“TAMASYA FILM” AJAK SISWA SD MUHAMMADIYAH 1 SOLO UNTUK TINGKATKAN KREATIVITAS LEWAT MEDIA

“TAMASYA FILM” AJAK SISWA SD MUHAMMADIYAH 1 SOLO UNTUK TINGKATKAN KREATIVITAS LEWAT MEDIA

“Siapa yang ingin bikin film? Siapa yang ingin main film? Nanti fillmnya kita tonton bareng. Lima film yang mendapat sambutan meriah, dapet hadiah,” ucap Senoaji Julius saat mengawali pelatihan membuat film pendek dalam acara Tamasya Film, Sabtu (6/6/2015).

Para siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 1 Solo yang mengikuti event itu, menyambut gembira. Mereka berkesempatan membuat film pendek yang disutradarai dan direkam oleh mereka sendiri. Siswa-siswi itu dibagi ke dalam beberapa kelompok. Lokasi pengambilan gambarnya dilakukan di area sekolah, seperti ruang kelas, kantin, ataupun halaman SD Muhammadiyah 1 Solo.

Waktu apresiasi pun tiba. Ketika film hasil garapan mereka diputar di layar, suasana ruang pemutaran begitu meriah. Mereka tertawa melihat tingkah polah teman-temanya yang ada dalam frame. Cerita-cerita unik khas anak-anak sekokahan tersaji di film yang mereka buat. Seperti murid yang ketahuan mencontek oleh guru, seorang anak laki-laki yang menjahili temannya, dan lain-lain.

Melalui Tamasya Film, kreativitas-kreativitas itulah yang ingin dikembangkan oleh penyelenggara acara, Wolulas+ Event Organizer. “Kami ingin menjadikan acara ini sebagai media literasi buat adik-adik. Di era sekarang, perkembangan media sangat luar biasa. Lewat acara ini kami berharap adik-adik dapat menyalurkan kreatifitasnya melalui media,” terang Ketua Panitia Tamasya Film, Astri Nugraheni, saat ditemui Soloevent di sela acara.

Hal senada juga disampaikan oleh pemateri pelatihan film pendek, Senoaji Julius. Sineas yang gemar membuat film pendek tentang anak-anak itu mengungkapkan kesempatan itu menjadi ajang pengenalan sejak dini bagi anak-anak SD. “Kami proyeksikan demi karir mereka 9-10 tahun ke depan. Di masa mendatang, karya audiovisual dipakai di segala bidang. Kami kenalkan sejak SD supaya mereka tidak gelagapan,” tuturnya.

Seno menambahkan jarang ada acara-acara yang mengajak anak-anak untuk terlibat langsung. “Beberapa kegiatan tentang anak-anak adalah kegiatan yang jadul. Anak-anak hanya dijadikan obyek, bukan subyek. Padahal anak-anak itu lebih kritis dan peka. Imajinasi mereka juga liar. Film sebenarnya bisa mereka jadikan sebagai media kritik,” bebernya.

Dalam Tamasya Film, siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 1 Solo dikenalkan kepada media film lewat dua agenda: menonton film pendek dan praktek langsung cara pembuatannya. Dari acara ini diharapkan para siswa tersebut dapat memanfaatkan media untuk kegiatan positif.