Sekilas Cerita Tentang Taman Balekambang dan Mendiang Didi Kempot

84

Soloevent.id – Semua pasti tahu, Taman Balekambang merupakan taman rekreasi di Solo yang saat ini baru saja selesai menjalani program revitalisasi. Melalui proyek dengan anggaran mencapai Rp154,7 miliar tersebut, tempat wisata ini mempunyai tampilan yang lebih indah dan memikat hati untuk dikunjungi.

Apalagi di dalamnya terdapat beragam wahana, khususnya panggung pertunjukan seni. Bahkan sebelum program tersebut digarap, Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka sudah menegaskan, Taman Balekambang tetap akan kembali dihadirkan sebagai ruang untuk pengembangan dan pertunjukan seni atau budaya.

Taman Balekambang dan Didi Kempot

Di luar itu semua, ternyata Taman Balekambang juga memiliki sebuah kisah menarik terkait dengan perjalanan karier mendiang Didi Kempot. Siapa yang tak kenal dengan sosok musisi dan penyanyi yang populer dengan lagu-lagu pop Jawa atau campursari ini.

Beliau mengawali kariernya di dunia musik dengan menjadi pengamen jalanan pada tahun 1987 di Jakarta. Saat itu pemilik nama asli Didik Prasetya ini membentuk suatu kelompok bernama Kempot, singkatan dari ‘Kelompok Pengamen Trotoar’. Dari sini dia memilih kata tersebut sebagai sematan nama belakangnya yang kemudian terkenal dengan sebutan Didi Kempot.

Setelah sekian lama menjadi pengamen, pada tahun 1993 karier Didi Kempot mulai memperlihatkan sinar terangnya. Dia mendapat kesempatan tampil di Suriname dan Eropa melalui lagu patah hati berjudul ‘Cidro’. Kemudian usai pulang ke Indonesia pada 1998, dia mengeluarkan single terbaru bertajuk ‘Stasiun Balapan’.

Dengan lagu baru tersebut, Didi Kempot berhasil memikat hati para penggemar musik Jawa di tanah air. Apalagi sesudah merilis sejumlah lagu lain, namanya jadi semakin moncer. Namun sebagaimana roda kehidupan, tak selamanya kariernya dapat berjalan mulus. Pria kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 31 Desember 1966 ini pernah mengalami masa surut dan jarang mendapat tanggapan.

Kendati demikian sebagai musisi yang sudah sering ditempa oleh ujian hidup, Didi Kempot tidak pernah patah semangat. Dia tetap rajin menciptakan dan mengeluarkan lagu-lagu baru dan lama kelamaan berhasil meraih perhatian lagi dari Sobat Ambyar, sebutan untuk para penggemar beratnya.

Pentas di Taman Balekambang

Pada 9 Juni 2019 dia mendapatkan undangan pentas di Taman Balekambang untuk mengisi acara lebaran bertajuk ‘Bakdan Ing Balekambang’. Usai pentas, digelar suatu perhelatan khusus yang kemudian mengasih julukan baru bagi Didi Kempot sebagai ‘The Godfather of Broken Heart’ atau ‘Bapak Patah Hati’.

Pemberian gelar ini terkait erat dengan lagu-lagu karya Didi Kempot yang sebagian besar bertema patah hati namun tetap memuat semangat menjalani hidup. Tidak lama setelah mendapat predikat tersebut, nama Didi Kempot kembali terkenal bahkan lebih kondang dibanding masa-masa sebelumnya.

Sayangnya tak lama setelah itu Didi Kempot menghembuskan nafas terakhirnya pada 5 Mei 2020. Beliau wafat tepat ketika namanya sering jadi bahan perbincangan akibat tema-tema lagu yang dia ciptakan. Maka wajar jika sampai sekarang masih dikenang dan sering dihubungkan dengan keberadaan Taman Balekambang.