Sam Poo Kong Semarang, Kombinasi Wisata Sejarah, Budaya, dan Pendidikan

87

Sam Poo Kong merupakan objek wisata yang mengandung unsur sejarah, budaya, dan pendidikan. Destinasi berbentuk kelenteng ini berlokasi di Jalan Simongan 129, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Tidak sulit untuk mengaksesnya karena berada di pinggir jalan besar dan dilalui transportasi publik.

Latar Belakang Pendirian

Menurut catatan sejarah, Kelenteng Sam Poo Kong didirikan pertama kali tahun 1724, sebagai tanda penghargaan atas kedatangan Cheng Ho, seorang laksamana dari Cina. Sosok dengan nama asli Man Sa Bo ini juga terkenal sebagai pemeluk agama Islam yang taat.

Dia datang ke Jawa pada tahun 1406 dan saat itu sempat singgah di Pantai Simongan Semarang karena nahkoda kapalnya, Wan Jing Hong mengalami sakit keras. Bersama rombongannya, Laksamana Cheng Ho istirahat sambil memulihkan tenaga di sebuah goa dan yang kemudian jadi cikal bakal pendirian Kelenteng Sam Poo Kong.

Dalam kurun waktu tersebut, Laksamana Cheng Ho kerap mengajari dan melatih anak buahnya untuk mengolah lahan, bertani, membangun rumah, dan berniaga. Alasannya adalah karena ada sebagian dari mereka yang memutuskan menetap di tempat tersebut dan menikah dengan warga lokal.

Selain itu dia juga melakukan hal yang sama kepada masyarakat setempat dan di lain kesempatan, Laksamana Cheng Ho datang lagi ke Semarang pada tahun 1416. Dalam kunjungannya yang kedua ini, dia tetap menyempatkan diri menyebarkan ajaran Islam dan memberi hadiah persahabatan pada raja-raja yang sedang berkuasa saat itu.

Keindahan Arsitektur Bangunan

Kelenteng Sam Poo Kong memiliki arsiktektur bangunan yang sangat indah dengan warna dominan merah. Saat masuk ke halaman depan, wisatawan dapat menyaksikan patung Laksamana Cheng Ho setinggi sekitar 10 meter. Tampilannya terlihat sangat gagah dan berwibawa.

Kemudian pada dinding bangunan utamanya terlihat hiasan relief yang mengisahkan perjalanan ekspedisi sosok tersebut di Asia. Terutama sekali di Indonesia dan paling utama di Jawa. Selain itu dibagian depan terdapat dua patung lagi dalam ukuran kecil sebagai lambang kedatangan pertama dan kedua Laksamana Cheng Ho.

Menariknya lagi kendati disebut sebagai kelenteng, dalam objek wisata ini pelancong juga dapat menemukan bangunan lain berupa masjid. Sebagaimana penjelasan di atas, Laksamana Cheng Ho adalah seorang pemeluk agama Islam. Jadi keberadaan masjid ini sebenarnya bukan merupakan hal yang aneh.

Desain masjid ini juga memasukan unsur-unsur budaya Cina, berpadu dengan budaya Jawa dan sebelum masuk harus melewati 5 tangga atau undakan. Jumlah ini tidak lain merupakan lambang 5 rukun Islam. Kemudian di sebelah kirinya terdapat 6 undakan lagi yang menjadi simbol 6 rukun iman.

Kelenteng Sam Poo Kong buka setiap hari dari jam 09.00 – 18.00 WIB untuk Senin – Jumat dan 09.00 – 20.00 WIB untuk Sabtu dan Minggu. Harga tiketnya bervariasi dari Rp15.000 – Rp40.000 sesuai usia pengunjung dan waktu kunjungan, apakah hari biasa atau hari Minggu atau hari libur.