Revitalisasi Balekambang, DPUPR Minta Masukan Dari Masyarakat

338

Soloevent.id – Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUR) Solo akan melaksanakan revitalisasi Taman Balekambang. Terkait dengan hal ini, DPUR minta kepada masyarakat agar memberi masukan yang nantinya akan menjadi bahan kajian, evaluasi, dan pembuatan susunan analisis dampak lingkungan (amdal).

Beberapa dinas yang dapat dipilih untuk memberi masukan adalah DPUR Surakarta dengan nomor telepon (0271) 643050 dan email dpur@surakarta.go.id. Selain itu bisa menghubungi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Jawa Tengah dengan nomor telepon (024) 7478813 atau email dlhk@jatengprov.go.id. Lalu yang terakhir Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo di (0271) 714898 dan email dlhsurakarta@gmail.com.

Berdasarkan rilis dari surakarta.go.id yang dipublikasikan ulang oleh Solopos, Taman Balekambang adalah salah satu area terbuka yang ada di Kota Solo. Keseluruhan area yang masuk dalam program revitalisasi mencapai 87.020 meter persegi. Sedangkan fasilitas yang akan direnovasi antara lain danau, teater terbuka, pendapa kedatangan, gedung kesenian, taman, jembatan layang, dan teater terbuka.

Revitalisasi ini diyakini dapat menciptakan berbagai ragam dampak positif. Misalnya peningkatan nilai estetika kawasan, makin luasnya ruang terbuka hijau, perekonomian masyarakat, dan kesempatan lapangan kerja.

Namun pada sisi yang lain, ada efek negatif yang juga bisa muncul seperti kemacetan lalu lintas, kepadatan kendaraan pengunjung, peningkatan air limbah, sampah, hingga kebisingan dan penurunan kualitas udara.

Sebelumnya, Sumeh selaku Kepala UPT Kawasan Wisata Taman Balekambang telah memberitahu bahwa revitalisasi tersebut akan dilaksanakan secara multiyears hingga tahun 2024. Adapun anggaran yang disediakan sebesar Rp.198 miliar dan setelah jadi bisa menjadi salah satu taman paling mewah di Asia Tenggara (ASEAN).

Melibatkan Arsitektur Terkenal dan Budayawan

Terkait dengan program ini pula, Walikota Surakarta Gibran Rakabumingraka berniat melibatkan beberapa arsitektur kondang dan budayawan agar makin banyak inspirasi dan gagasan yang muncul.

Salah satunya adalah Nyoman Popo Priyatno yang selama ini telah memiliki reputasi internasional dan memiliki perhatian khusus terhadap arsitektur tradisional. Kemudian ada Satrio Nugroho yang berasal dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Dia merupakan seorang dosen yang sering mengajar ilmu-ilmu tentang desain hijau dan arsitektur tropis.

Selanjutnya ada Sardono W. Kusumo yang menjadi wakil dari kalangan budayawan. Sosok kelahiran Solo, 6 Maret 1945 ini adalah tokoh pembaharu tarian Indonesia dan pernah menjabat sebagai Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Taman Balekambang merupakan taman lawas peninggalan kerajaan Mangkunegaran dan dibangun pertamakali pada tahun 1921 oleh KGPAA Mangkunegara VII. Beliau membangun taman tersebut sebagai wujud rasa cintanya kepada dua putrinya, Gusti Raden Ayu Partinah dan Gusti Raden Ayu Partini.

Ketika itu taman ini bersifat tertutup dan hanya keluarga istana saja yang boleh masuk. Namun sejak tampuk kepemimpinan beralih ke Mangkunegara VIII, menjadi terbuka untuk umum. Lalu masuk ke era kemerdekaan, penguasaan atas taman tersebut pindah ke pemerintah Indonesia.