Menghidupi Pasar Tradisional Lewat Festival Pesona Pasar Tradisi

1101
MENGHIDUPI PASAR TRADISIONAL LEWAT FESTIVAL PESONA PASAR TRADISI

MENGHIDUPI PASAR TRADISIONAL LEWAT FESTIVAL PESONA PASAR TRADISI

 

“Cah angon, cah angon, penekno blimbing kui. Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodot ira.”

Soloevent.id – Lirik lagu “Lir Ilir” tersebut dinyanyikan dalam iringan alat musik lesung yang dimainkan secara rancak dan saling menimpali. Pagi itu sekitar sepuluh personel grup Sri Katon Mudo membawa suka cita musim panen ke pelataran Pasar Gede, Solo.

Keceriaan terus berlanjut usai grup asal Plesungan, Karanganyar, itu undur diri. Dua penari dari Sanggar Sarwi Retno Budaya menyambung acara dengan pertunjukan Tari Bambangan Cakil. Tarian tersebut melambangkan pertarungan kebaikan melawan kejahatan yang disimbolkan lewat sosok ksatria dan raksasa.

Dua paragraf di atas merupakan sekelumit cerita tentang meriahnya pembukaan Festival Pesona Pasar Tradisi, Jumat (8/7/2016). Event yang digarap oleh Mataya Art and Heritage itu mengeksplorasi tiga pasar tradisional yang ada di Kota Bengawan dengan pendekatan kesenian.

Lewat tangan mereka; Pasar Gede, Pasar Triwindu, dan Pasar Kembang dibuat bersolek. Digelar hingga Minggu (10/7/2016), sudut-sudut pasar coba dihidupi dengan pementasan tari, musik, pameran foto, pemutaran film, dan lain-lain.

Menurut Ketua Panita Festival Pesona Pasar Tradisi, Heru Prasetya, acara yang baru kali pertama dihelat itu didedikasikan kepada para pedangang atas kegigihan, keramahan, dan perjuangan selama ini. “Kegiatan ini adalah inisiatif dari pelaku, pecinta pasar tradisi, seniman dan budayawan. Mereka bergotong royong menyelenggarakan kegiatan ini sebagai wujud  pelestarian pasar tradisional yang ada di Kota Solo,” ucapnya dalam sambutan.

Event ini diharapkan dapat menaikkan derajat pasar tradisional dan menjadikannya sebagai destinasi wisata. Heru menambahkan, di tahun depan, Festival Pesona Pasar Tradisi rencananya digelar di lebih dari tiga pasar tradisional Kota Solo.

Staf Khusus Bidang Kebudayaan Kementerian Pariwisata, Taufik Rahzen, menilai, pasar adalah rahim kota sekaligus tempat yang menyajikan rekaman peristiwa masyarakat. “Festival ini adalah ajang silaturahim masyarakat kota. Acara ini sebenarnya biasa, tetapi langka,” katanya.

Taufik mengatakan, Festival Pesona Pasar Tradisi bakalan dijadikan role model untuk diterapkan di pasar-pasar tradisional di seluruh Indonesia.