Mengarungi Lautan Seni Di SIPA 2017

1314

SIPA-2017-001

 

Soloevent.idDar…dar… dar… Bunyi kembang api warna-warni menghiasi langit Benteng Vastenburg pada Kamis (8/9/2017). Di bumi, pijar kembang api juga menyala dari kursi penonton. Sepertinya malam itu tidak ada yang tidak bahagia. Mereka bersukacita menyambut dibukanya Solo International Performing Arts (SIPA) 2017.

 

Pentas pun dimulai. Penari dari Ekos Dance Company dan Semarak Candra Kirana menjadi delegasi pertama yang menginjakkan kaki di atas pentas. KRI Dewaruci yang dijadikan bentuk panggung, seolah mengajak penonton berlayar mengarungi lautan menuju Halmahera Barat, Maluku Utara.

 

SIPA-2017-003

 

Di situlah Eko Supriyanto – maskot SIPA 2017 – mendapatkan inspirasi tari “Upper”. Karya ini terinspirasi dari tari perang Halmahera Barat dan Maluku Utara, seperti Cakalele, Soya Soya, dan Legu Salai. Selain tari perang, ide “Upper” juga berasal dari stamina tubuh dan gerakan-gerakan dinamis seorang pesilat.  Makanya tarian ini dibawakan dalam gerakan cepat dan atraktif.

 

Bertolak dari Halmahera Barat, KRI Dewaruci berlayar lagi menuju Singapura. Di sana ada tiga orang dari grup Azpirasi yang mementaskan “Rumah”. Adegan pertama menceritakan kelahiran dua anak dari tubuh ibu.

 

SIPA-2017-004

 

Seiring waktu berjalan, ada sesuatu yang direbutkan dalam keluarga itu. Sesuatu tersebut Azpirasi gambarkan lewat sebuah kursi. Konflik panjang itu terjadi hingga si ibu meninggal. Jika ditafsirkan secara tersirat, “Rumah” bisa saja diartikan sebagai ulah egois manusia yang mengakibatkan bumi sekarat.

 

Setelah mendayu-dayu, alur pertunjukan SIPA 2017 dipanaskan oleh penampilan Gaya Gayo. Mereka menyajikan tari Saman yang beda dari biasanya. Kelompok asal Aceh ini memermak tari Saman menjadi lebih modern. Gerakan rampak tujuh penari Saman – yang kesemuanya pria – diiringi gitar berdistorsi dan biola.

 

SIPA-2017-005

 

Selepas Gaya Gayo menyudahi aksinya, panggung SIPA 2017 kembali diisi oleh Melanie Lane (“Tilted Fawn”; tari), Ekos Dance Company (“Cry Jailolo”; tari), Hanoi Solo Artist (“Legend”; solo biola), dan ditutup oleh Otniel Tasman (“Lengger Laut”; tari).

 

2017 ini, Solo International Performing Arts memilih tema “Bahari Kencana Maestro Karya”. “Bahari erat kaitannya dengan air. Kalau membicarakan air, ada banyak kebudayaan yang tercipta. Air juga erat kaitannya dengan sesuatu yang menyatu tanpa memedulikan tawar atau asin,” kata Direktur SIPA, Irawati Kusumorasri, dalam sambutannya.

 

SIPA 2017 masih akan diselenggarakan pada Jumat-Sabtu (8-9/9/2017).