Meneladani Sosok Bung Hatta Lewat Lagu Dan Diskusi

889

bung hatta tour 2014_

Si cicak badannya kecil. Buntut putus tak akan mati. Ditangkaplah para pengutil. Agar negeri bebas korupsi.”

Dengan irama gitar bluesy dan vokal melengking yang khas, lagu berjudul “Kisah Cicak Buaya Belum Usai” tersebut berkumandang di seantero Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat (19/12/2014). Melalui lirik lugas dan langsung menuju sasaran, Sindikat Musik Penghuni Bumi – akrab dipanggil Simponi – menceritakan perjuangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam memberangus permainan uang di negeri ini.

Tak hanya syair anti korupsi saja yang dibawakan, grup musik berpersonel enam orang itu juga turut menghadirkan lagu-lagu penuh muatan kritik sosial. Bagai sebuah “peluru”, nomor “Sisters in Danger” menjadi kode bagi para korban kekerasan seksual. Dalam liriknya, mereka mengutip seruan para pegiat gender yang mengingatkan agar, “Don’t teach how to dress. Teach your brain about humanity.”

Ya, grup musik beranggotakan Rendy Ahmad (vokal,gitar), Bayu Agni (lead gitar), Rama Prayudha (bass), Sakti Sanjaya (gitar, vokal latar), Teuku Haikal (drum), dan M. Berkah Gamulya (angklung, tamborin), ini menjadi penampil utama dalam Bung Hatta Tour 2014: Diskusi Musikal Anti Korupsi, yang dihelat oleh Bung Hatta Anti Corruption Award. Solo adalah kota ketujuh yang disinggahi mereka.

Lewat acara tersebut, mereka mengajak para penonton untuk meneladani sosok Mohammad Hatta, yang menjadi figur anti korupsi lewat kesederhanaan dan kejujurannya. “Bung Hatta selalu menolak menggunakan mobil dinas milik negara untuk keperluan pribadi. Setelah mengundurkan diri sebagai wakil presiden, ia menolak tawaran upah pensiun dan tawaran rumah tinggal yang lebih besar,” terang Direktur Eksekutif Bung Hatta Anti Corruption Award, M. Berkah Gumulya.

Di kesempatan itu, Mul, sapaannya, juga membeberkan fakta-fakta mencengangkan tentang praktek korupsi di Indonesia. “Berdasarkan data KPK tahun 2004-2014, tercatat sebanyak 19 orang kepala lembaga/kementerian terjerat kasus korupsi. Tak hanya itu, 12 orang gubernur; 4 orang duta besar; 7 komisioner; 42 walikota/bupati dan wakil; 115 pejabat eselon I,II,III; 10 orang hakim; 106 orang swasta; dan 48 orang dari golongan lain, menjadi pelaku korupsi,” urainya.

Setelah Solo, rombongan Bung Hatta Tour 2014 akan menyambangi Universitas Brawijaya, Malang (22/12/2014); STAIN Jember (24/12/2014); Universitas Gresik (29/12/2014); dan Universitas Airlangga, Surabaya (30/12/2014).