Mambaul Ulum Masjid Agung Solo, Cikal Bakal Pesantren Modern di Indonesia

279

Soloevent.id – Bukan sekedar wacana, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka memastikan akan melaksanakan program revitalisasi di Keraton Kasunanan Solo. Bahkan proyek ini tidak hanya menyasar pada bangunan-bangunan di kompleks keraton saja, namun juga di kawasan luar keraton termasuk Masjid Agung.

Bicara tentang revitalisasi di Masjid Agung, sebetulnya telah sering terjadi sejak masa lampau dan yang terbesar adalah di era Pakubuwono X. Ketika itu raja yang bertahta dari tahun 1893 hingga 1939 tersebut melakukan penambahan sejumlah bangunan di area masjid dan salah satunya Madrasah Mambaul Ulum.

Sebagai raja yang berpikiran modern dan mempunyai peran menjadi pemuka agama, Pakubuwono X punya gagasan mendirikan lembaga pendidikan Islam. Masjid Agung terpilih sebagai lokasinya karena merupakan pusat syiar Agama Islam. Selain itu juga untuk menyediakan sarana pendidikan bagi masyarakat umum.

Pada era tersebut pemerintah kolonial Belanda masih menerapkan aturan hanya kaum bangsawan saja yang memiliki hak memperoleh pendidikan sekolah. Namun khusus untuk Keraton Kasunanan Solo dan Kasultanan Yogyakarta, tetap memiliki izin untuk mengadakan pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan aturan inilah kemudian Pakubuwono X mendirikan Madrasah Mambaul Ulum sebagai wujud bantuan bagi masyarakat kelas bawah agar memiliki kesempatan mendapatkan pendidikan. Pengetahuan yang diajarkan di sini tidak hanya ilmu agama saja, namun juga pelajaran-pelajaran modern.

Pelopor Pembaruan

Ketika berdiri pertamakali pada tahun 1905, Madrasah Mambaul Ulum memiliki 500 murid. Meski sebagian besar siswa yang masuk berasal dari golongan menengah atau anak abdi dalem keraton, keberadaannya tetap menjadi perhatian pemerintah Belanda.

Bahkan tak sedikit media yang menyebutkan jika madrasah ini berhasil hadir sebagai pelopor pembaruan pendidikan Islam modern di Indonesia. Maka sangat wajar apabila banyak anggota parlemen Belanda yang merasa khawatir terhadap perkembangan ini.

Mereka tidak mau kemajuan tersebut menjelma menjadi gerakan perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda, khususnya di Jawa. Apalagi dalam perkembangannya, lembaga pendidikan tersebut mendapat dukungan penuh dari organisasi Islam terbesar di tanah air, Nahdatul Ulama (NU).

Sementara itu pada sisi yang lain, kehadiran Madrasah Mambaul Ulum juga memiliki pengaruh besar bagi Masjid Agung Solo. Kegiatannya jadi lebih dinamis dan semakin tersohor di daerah-daerah lain. Selain itu juga sering menjadi bahan pembicaraan pada lingkup politik di tingkat nasional.

Lembaga pendidikan Islam tersebut juga menghasilkan sejumlah tokoh terkemuka. Di antaranya KH Saifuddin Zuhri yang pernah jadi Menteri Agama di era pemerintahan Ir. Soekarno. Selain itu ada KH Imam Zarkasy, salah satu pendiri Pondok Pesantren Modern Gontor dan masih banyak lagi.

Saat ini, tidak ada lagi nama Madrasah Mambaul Ulum karena telah berubah menjadi Madrasah Aliah Negeri (MAN) II Surakarta. Walau demikian sejarah tetap mencatat, keberadaannya merupakan insprirasi untuk membangun pendidikan modern Islam di tanah air.