Kota Solo Pecahkan Rekor Penulisan Kaligrafi Cina Terpanjang

1076
KOTA SOLO PECAHKAN REKOR PENULISAN KALIGRAFI CINA TERPANJANG

KOTA SOLO PECAHKAN REKOR PENULISAN KALIGRAFI CINA TERPANJANG

Di perayaan Tahun Baru Imlek 2567/2016 ini ada satu pemecahan rekor di Kota Solo yaitu “Penulisan Kaligrafi Cina Terpanjang di Indonesia”. Shufa sepanjang 500 meter itu berhasil menggeser rekor sebelumnya yakni 271,8 meter, yang diciptakan di Bandung pada 10 Februari 2013.

Pemecahan rekor shufa terpanjang dikemas dalam acara Shufa on the Street yang digelar di Solo Paragon Lifestyle Mall, Minggu (7/2/2016) pagi. Dalam pemecahan rekor ini, antusiasme warga sangat besar. Menurut Ketua Panita Bersama Imlek 2567/2016, Sumartono Hadinoto, kurang lebih 450 peserta turut menyumbangkan goresan tangannya di event ini.

Salah seorang peserta yang merupakan murid SD Warga, Rafi Asdag, menuturkan, ia tidak terlalu mengalami kesulitan dalam menulis kaligrafi Cina, karena ia sering mempelajarinya di sekolah. “Yang enggak saya pahami malah artinya. Soalnya saya kurang tau huruf Cina,” jelas pelajar kelas 6 tersebut.

Ya, Shufa on the Street tak hanya diikuti para maestro shufa. Anak-anak sekolahan dan orang yang belum mahir membuat shufa pun boleh terlibat dalam pemecahan rekor ini. Setelah mendaftar, peserta diberikan secarik kertas yang berisi huruf-huruf Cina.

Huruf-huruf itu kemudian dituliskan di atas kertas minyak menggunakan kuas yang berlumur tinta hitam. Sumartono mengatakan, huruf-huruf tersebut merupakan cuplikan syair/nama/pesan yang bermakna dan ditulis secara indah

Pemecahan rekor penulisan kaligrafi Cina terpanjang ini, lanjut, Sumartono, juga jadi wujud kemajemukan bangsa Indonesia. “Shufa kan identik dengan kebudayaan Cina. Tapi tadi saya lihat, orang Tionghoa yang ikut acara ini cuma 10 persen. Dari sini saya menyimpulkan, seni itu ternyata tidak melihat dari mana kita berasal,” ungkapnya.

Manager Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), Sri Widayati, menerangkan, “Penulisan Kaligrafi Cina Terpanjang di Indonesia” ini tercatat sebagai rekor ke-7.313. “Kegiatan ni sudah memenuhi kriteria MURI. Untuk tercatat di MURI, harus memenuhi salah satu dari empat kriteria utama yang biasa dinamai PPUL, yakni paling atau “ter-”, pertama, unik, dan langka. Penulisan kaligrafi ini masuk ke kriteria ‘paling’,” urainya.