Karena Hujan, Pentas Tari Kolosal Di Solo 24 Jam Menari Dihentikan

1189
KARENA HUJAN, PENTAS TARI KOLOSAL DI SOLO 24 JAM MENARI DIHENTIKAN

KARENA HUJAN, PENTAS TARI KOLOSAL DI SOLO 24 JAM MENARI DIHENTIKAN

Berbeda dari tahun lalu, penyelenggaraan Solo 24 Jam Menari di koridor Jenderal Sudirman, Rabu (29/4/2015) dilangsungkan malam hari. Konsepnya pun berubah. Jika 2014 lalu berkonsep karnaval, di 2015 ini sebuah pentas tari kolosal dengan lakon “Prana Wijaya”, disuguhkan kepada khalayak luas,

Sama halnya dengan acara-acara pada umumnya, antusias masyarakat begitu besar. Mereka tampak berdesak-desakan di belakang barikade yang dipasang di sekeliling panggung.Pandangan mereka tujukan ke panggung yang berdiri di tengah jalanan itu.

Yang mereka nanti akhirnya tiba. Sekitar pukul 19.45 WIB, dengan diiringi alunan musik etnik, 300 pemain tari kolosal mulai menapakkan kakinya di panggung sepanjang 80 meter itu. Di atas panggung berkarpet merah tersebut, para performer berjalan beramai-ramai sesuai dengan penokohannya.

Layaknya sebuah pementasan wayang kulit, pentas tari kolosal malam itu dibuka dengan aksi para penari pembawa simbol wayang gunungan. “Prana Wijaya” berkisah tentang perjuangan Rama Wijaya dalam memerangi Rahwana, usai tokoh antagonis itu menculik sang pujaan hati, Sinta. Saat menculik Sinta, Rahwana bersekongkol dengan prajuritnya yang berubah wujud menjadi kijang kencana.

Tak hanya dimeriahkan oleh sanggar-sanggar tari di Solo, pementasan yang merupakan rangkaian acara Solo 24 Jam Menari itu juga disemarakkan oleh hadirnya model Solo Batik Carnival, barongsai dan liong dari kelompok Tri Pusaka, serta grup humor Sahita.

Namun sayang. Walaupun belum sampai babak ending, pentas tari kolosal itu harus dihentikan lantaran hujan turun. Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, yang dalam sambutannya mengaku siap untuk hujan-hujanan, juga terpaksa diungsikan lantaran derasnya hujan.

Sesaat sebelum hujan turun, Rudy sempat menyampaikan bahwa seni tari merupakan pembentuk karakter bangsa. Sedangkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, Eny Tyasni Suzanna, mengatakan event Solo 24 Jam Menari merupakan bentuk apresiasi agar kehidupan tari di Solo tetap berjalan. “Acara tahun ini berlangsung meriah. Apalagi dalam pentas tari kolosal ini turut berpartisipasi pula mahasiswa-mahasiswa Asia-Pasifik, yang mendapatkan Beasiswa Seni Budaya Indonesia [BSBI],” ungkapnya saat ditemui awak media.