Jokowi Effect Mengemuka Di Morning Tea Evaluasi Pariwisata

777
JOKOWI EFFECT MENGEMUKA DI MORNING TEA EVALUASI PARIWISATA

JOKOWI EFFECT MENGEMUKA DI MORNING TEA EVALUASI PARIWISATA

Morning tea yang diadakan di Syariah Hotel Solo  bertujuan utama membahas evaluasi pariwisata dan outlook 2016. Dalam acara ini  ada tiga penggiat pariwisata yang menjadi pembicara utama dalam pembangunan pariwisata Solo. Mereka adalah Purwanto Yudhanagoro selaku GM LorIn Hotel Solo, Daryono selaku Ketua Association of the Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) dan Budi selaku Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Jokowi effect mengemuka dalam pembahasan evaluasi pariwisata kali ini. Sangat disadari bahwa Jokowi yang menjadi Presiden RI membuat ketertarikan masyarakat Indonesia maupun luar negeri dengan kota Solo. Dengan alasan Jokowi berasal dari Solo. Itulah yang membuat para wisatawan lokal maupun luar negeri mendatangi kota budaya ini. Namun nampaknya para penggiat pariwisata Solo sadar betul bahwa tidak mungkin bergantung pada Jokowi effect yang tidak mungkin selamanya bertahan. Daryono mengatakan, ”Jokowi effect masih kuat. Jangan sampe saat wisatawan ke Solo karena penasaran tapi ternyata mereka tidak mendapat apa yang mereka inginkan. Lebih memanfaatkan dari sisi positif untuk membicarakan Solo. Karna ini peluang untuk memperluas destinasi. Banyak meeting pemerintah yang ada di solo.”

Dalam pengembangan pariwisata, Asita akan melakukan hal-hal yang berhubungan dengan menjual destinasi apapun bentuknya.  Asita mulai ancang-ancang evaluasi pariwisata 2015 ini untuk 2016 yang lebih baik. Contohnya, mendeteksi pariwisata yang menetap maupun cuma sekedar mampir di Solo dan  pola kunjungan dari liburan wisatawan. Asita juga berencana mulai 2016 akan menetapkan mana yang menjadi patokan atau dominasi. Apakah itu kuliner atau tourism. Asita meyakini bahwa hakikat sebuah event harus ada konsistensi. Misalnya saat mengadakan event untuk wisatawan luar negri ada responsibility tourism. “Contohnya wisatawan Malaysia. Akan ada event yg dikhususkan untuk target pasar tersebut yang akan disesuaikan dengan liburan mereka. Contoh shopping halalan food. Supaya kita mampu membantu pemerintah dalam hal pariwisata. Sekarang orang tidak berbicara tentang something to do or to see or to buy. Namun lebih dari itu. Ingin merasa untuk dihargai. Seperti responsibility tourism, Bagaimana pelaku pariwisata kita jual. Mungkin saat wisatawan Malaysia diajak untuk membangun/mengecat masjid. Jadi nanti mereka akan lihat masjid yang mereka ikut terlibat.” ujar Daryono.

Dengan segala jokowi positif effect  ada juga kendala yang dialami penggiat terssebut dalam hal ini.  “Kita harus berpikir dampak untuk masyarakat Solo dengan mendatangkan wisatawan ke Solo. Masalah investasi menjadi kendala utama pariwisata di Solo.” ujar Budi. Purwanto pun menambahkan.” Karna tidak selamanya Jokowi effect langgeng. Mau tidak mau kita harus berbenah. Karna Pak Jokowi tidak akan terus jadi presiden. Jadi ini masih butuh dukungan dari pemerintah.”