“Ikan Kayu Kecil” Juarai Creative Recycle Di Playground Cafe

855

CREATIVE-RECYCLE-PLAYGROUND-CAFE_

Saat menggelar launching, Playground Cafe telah mendeklarasikan diri sebagai tempat berkumpulnya para pegiat seni kreatif Solo. Beberapa agenda yang berkaitan dengan hobi meracik sesuatu baru, kerap digelar di sana oleh beberapa komunitas kreatif. Salah satunya yaitu Ilunisma (Ikatan Alumni SMA) St. Yosef, Solo. Dalam event bertajuk Ilunisma Creative Recycle Competition, sebanyak 20 hasta karya dari barang bekas dilombakan dan dipamerkan di Playground Cafe, Minggu (23/11/2014).

Barang-barang daur ulang tersebut dikonsep unik dan menarik. Beberapa benda usang yang telah rusak dan tak terpakai, dipakai oleh para peserta sebagai bahan baku. Keliaran ide menambah decak kagum para pengunjung yang hadir. Bayangkan saja, apakah Anda pernah menjumpai kacamata yang dihasilkan dari papan skate? Di tangan Narend dan Bimo, ketidaklaziman itu menjadi wajar dan bernilai.

Dari papan luncurnya yang telah patah, dua orang skateboarder itu memolesnya menjadi kacamata trendi yang mereka beri nama “Woody Handcrafted”. Proses pengerjaannya terbilang cukup kompleks. Dengan menggunakan scroll saw, papan skate dipotong dan dibentuk sesuai bingkai kacamata yang diinginkan. Setelah diampelas dan diperhalus menggunakan lem khusus kayu, frame tersebut kemudian diberi warna menggunakan polyurethane paint. Pemberian label menggunakan teknik laser, sedangkan lensanya menggunakan mika UV yang dipesan khusus.

Pembina Ilunisma St. Yosef Solo, Gagah Dewa Satrio, menuturkan bahwa para peserta datang dari berbagai usia dan latar belakang. Bahkan menurutnya, juara pertama ajang ini, Luqman Hanif, baru pertama kali mengikuti kompetisi recycle. Lewat karyanya yang bertajuk “Ikan Kayu Kecil”, mahasiswa D3 Keuangan dan Perbankan UNS itu menyulap tripleks sisa pembangunan di kampusnya menjadi sebuah panah kayu.

Pria yang kerap disapa Edwin itu terinspirasi dari dua hal yakni olahraga panahan yang sudah ada sejak masa pemerintahan Paku Buwono III dan IV, dan patung tokoh pewayangan yang sedang memanah di sekitar Manahan. “Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan simbol identitas wong Solo, agar wong Solo bangga menjadi dirinya sendiri,” ungkap dia dalam booklet karyanya.

Lebih lanjut Gagah menuturkan kompetisi tersebut dinilai oleh dua orang juri yakni Agus Makie (kreator dan produser musik) dan Guh. S. Mana (seniman). “Penilaian kerajinan tersebut dari segi kreativitas, inovasi, nilai guna, dan juga nilai jualnya,” katanya. Gagah menambahkan, dengan adanya Ilunisma Creative Recycle Competition, dapat memupuk rasa kreativitas masyarakat. “Banyak barang di rumah yang tidak berguna. Daripada dibuang, lebih baik difungsikan menjadi sesuatu yang berguna. Dari nothing to something,” ujarnya.

CREATIVE RECYCLE PLAYGROUND CAFE2_