Hebat, Pemkot Surakarta Promosikan 3 Lokasi Untuk Belajar Gamelan

253

Soloevent.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta baru saja memilih sekaligus mempromosikan 3 lokasi untuk belajar gamelan. Kegiatan promosi ini tidak hanya ditujukan bagi warga Solo saja, melainkan juga wisatawan yang tertarik untuk belajar seni musik tradisional gamelan.

Menurut informasi dari situs surakarta.go.id, lokasi pertama tersebut adalah Sanggar Seni Pawiyatan Padhalangan Surakarta di Kelurahan Semanggi RT 01 RW 19, Gang Cepaka 10, Kecamatan Pasar Kliwon. Di sini warga dan wisatawan tidak hanya punya kesempatan belajar menabuh gamelan saja, tapi juga seni pertunjukan wayang hingga sinden.

Sedangkan yang kedua adalah Kelompok Karawitan Guyub Rukun yang didirikan dan dikelola oleh seorang dalang bernama Warsito. Beliau sudah lama merintis kelompok ini dengan tujuan turut membantu melestarikan budaya Jawa, khususnya karawitan.

Berlokasi di Kampung Gulon, Kecamatan Jebres, Guyub Rukun menggelar latihan secara rutin untuk membantu siapa saja yang ingin belajar menabuh dan memainkan gamelan. Selain itu sejak tahun 2007 sudah mempunyai perangkat gamelan sendiri.

Kemudian yang ketiga adalah Sanggar Seni Gedhong Kuning yang telah berdiri sejak tahun 2014. Dengan mengambil tempat di komplek Taman Balaikambang Surakarta, grup tersebut mengadakan latihan setiap hari Sabtu. Jenis latihannya tak hanya teknik menabuh gamelan atau karawitan saja, tetapi juga seni tari.

Selain yang disebutkan di atas, sebenarnya masih ada beberapa sanggar kesenian lain yang fokus kepada pembelajaran gamelan. Bahkan saat ini semua kecamatan di Solo telah memiliki sanggar karawitan sendiri dan dikelola oleh masyarakat setempat.

Menjadi Daya Tarik Wisatawan

Langkah yang ditempuh oleh Pemkot Surakarta untuk menyediakan sanggar gamelan atau karawitan terbukti mampu menciptakan daya tarik istimewa bagi para pelancong. Bahkan tidak sedikit ada wisatawan yang bersedia menyediakan waktu secara khusus datang ke Solo untuk belajar gamelan.

Menurut penjelasan dari Solopos, seni gamelan mulai dikenal masyarakat Indonesia sekitar tahun 404 Masehi atau permulaan abad ke-5. Buktinya antara lain terdapat di beberapa relief Candi Borobudur dan Prambanan. Di kedua candi tersebut terlihat ada semacam penggambaran tentang permainan musik gamelan.

Sementara itu pada sisi yang lain kendati dikenal secara luas di Indonesia khususnya Jawa, banyak yang mengindentikan seni gamelan dengan Kota Solo dan Yogyakarta. Di antara dua kota budaya ini terdapat beberapa perbedaan. Misalnya gamelan di Solo mempunyai ukuran lebih kecil, namun dengan desain lebih rumit daripada gamelan Yogkarta.

Selain itu gamelan Solo biasanya sering dimainkan dalam event upacara keagamaan, pertunjukan wayang atau tarian, iringan nyanyian hingga pesta rakyat. Sedangkan di Yogyakarta, pada umumnya hanya dimainkan dalam upacara-upacara negara seperti penobatan raja, penyambutan tamu agung, dan gelaran kesenian keraton.

Perbedaan lainnya, gamelan Solo memiliki irama yang lebih halus sementara gamelan Yogyakarta selalu terdengar rancak bahkan dinamis. Walau demikian keduanya tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang sangat beragam.