Gunakan DTT dari APBD, Gibran Siapkan Bantuan Untuk Para Korban Banjir

181

Soloevent.Id – Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka telah menyiapkan bantuan untuk para korban banjir di Solo. Dananya diambilkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang disalurkan melalui Dana Tidak Terduga (DTT).

Saat ditanya tentang nilai nominalnya, Gibran belum dapat memberi penjelasan yang lengkap karena harus dihitung lebih dulu. Selain itu dia menegaskan, penyaluran dana bantuan ini akan dikoordinasikan bersama DPRD. Setelah itu baru bisa disalurkan ke warga dengan cakupan perbaikan perabot rumah tangga, pengurusan surat berharga, modal usaha, dan sebagainya.

Khusus untuk surat-surat penting yang mengalami kerusakan, Gibran mengaku telah menindaklanjuti kasus tersebut. Dia telah meminta kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) untuk membantu mengurus surat-surat tersebut. Sehingga warga tidak perlu merasa khawatir.

Dalam rilisnya Solopos melaporkan, saat ini sebagian besar korban banjir telah pulang kembali ke rumah masing-masing. Kendati demikian Gibran tetap menghimbau agar warga tetap waspada karena musim hujan masih berlangsung sehingga potensi adanya bencana tetap tinggi.

Saat ditemui wartawan di Balai Kota Surakarta pada Senin, 20 Februari 2023 Gibran menegaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta siap melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya banjir lagi. Salah satu wujudnya yaitu mengadakan perbaikan pompa air.

Bukan Bencana Alam

Menurut informasi dari RadarsoloJawapos, musibah banjir yang terjadi di Kota Solo pada Kamis, 16 Februari 2023 lalu bukan merupakan bencana alam. Prabang Setyono, ahli lingkungan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menyebut banjir tersebut adalah bencana lingkungan yang terjadi karena kesalahan manusia.

Menurutnya, bencana alami itu merupakan sebuah kejadian yang tidap dapat dihindari seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan sebagainya. Sedangkan banjir, diakibatkan oleh sistem pengelolaan lingkungan yang tidak bagus, kemudian sering menimbulkan limpasan-limpasan air. Dari sinilah kemudian muncul bencana banjir.

Kerusakan lingkungan tersebut harus segera diperbaiki, apalagi mengingat Kota Solo mempunyai topografi dengan bentuk mirip cekungan. Selain itu jangan hanya berpikir jika bencana banjir ini disebabkan oleh pembukaan pintu air Waduk Gajah Mungkur (WGM).

Sebagaimana diketahui, Kali Premulung dan Kali Pepe itu memiliki hulu di Boyolali dan kedua sungai ini terletak di sisi barat Solo. Saat hujan turun dengan deras, aliran di sungai tersebut jadi meluap. Apalagi guyuran hujannya sangat tinggi dan memiliki durasi yang cukup lama.

Ini yang menjadi penyebab air di Solo menimbulkan genangan dan banjir. Pembukaan pintu air WGM bukan sebagai penyebab utama. Justru limpahan air yang datang dari Boyolali yang harus segera dialirkan ke Sungai Bengawan Solo. Tapi karena ada arus balik, membuat aliran air tersebut tidak dapat disalurkan dengan lancar.

Berdasarkan kondisi ini, butuh kerjasama yang baik, antar sektoral sehingga tidak ada kebijakan sendiri-sendiri atau sampai terpecah-pecah. Melalui langkah tersebut masih menurut Prabang, risiko terjadinya bencana banjir bisa diminimalkan.