Alun-Alun Keraton Kasunanan Surakarta, Dulu Jadi Tempat Latihan Perang

147

Soloevent.id – Belum lama ini Walikota Surakarta, Gibran Rakabumingraka telah memberi kepastian jika Keraton Kasunanan Surakarta akan direvitalisasi. Hal ini dia kemukakan setelah mengadakan pertemuan dengan beberapa instansi terkait pada Rabu, 26 Juli 2023 di Hotel Novotel.

Turut dalam pertemuan tersebut antara lain adalah Pangeran Purbaya yang merupakan putra mahkota atau calon raja baru di Keraton Kasunanan. Di kesempatan tersebut dia mengaku telah mendapat pemberitahuan bahwa area pertama yang akan direvitalisasi adalah alun-alun utara dan selatan.

Meski berada di luar kompleks utama keraton, keduanya merupakan bagian terdepan dan jadi pintu pertama masuk ke keraton dari arah utara dan selatan. Oleh warga Solo, kedua lapangan besar ini sering disebut sebagai alun-alun lor dan alun-alun kidul atau alkid.

Sejarah Masa Lalu

Pada masa lalu, di sekitar alun-alun lor atau utara terdapat sejumlah bangunan penting dan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda. Di sisi barat ada area khusus bernama pekapalan. Tempat ini acap digunakan oleh para abdi dalem dari luar daerah untuk menambatkan kuda atau kereta sebelum menghadap raja.

Kemudian di sebelah tenggara, berdiri sebuah bangunan yang disebut sebagai bangsal patalon. Fungsinya adalah sebagai ruang membunyikan gamelan yang jadi pengiring bagi para prajurit yang sedang latihan perang. Latihan ini digelar di tengah lapangan dan sering menjadi tontonan masyarakat.

Tepat di tengah alun-alun, tumbuh dua pohon beringin besar dan keberadaannya tidak hanya sebagai peneduh saja. Lebih dari itu kedua tanaman ini punya cerita sendiri dan oleh sinuhun Paku Buwana (PB) XIII tidak boleh diotak-atik, apalagi dipindah meski ada proyek revitalisasi.

Berikutnya di sebelah barat, berdiri bangunan Masjid Agung atau Masjid Gedhe yang dulu merupakan pusat syiar agama Islam. Hingga sekarang hal ini masih berlangsung dan di masjid ini pula setiap tahun tepatnya pada perayaan Maulud Nabi Muhammad digelar pasar malam Sekaten dan gunungan.

Sementara itu untuk Alun-Alun kidul atau Alkid, pada bagian paling selatan terdapat semacam pintu gerbang besar yang dinamakan sebagai Gapura Gadhing. Sama seperti Alun-Alun Lor, di tengah lapangan juga dapat ditemui dua pohon beringin besar yang masing-masing dikelilingi oleh pagar besi.

Apabila merasa penasaran tentang keberadaan kerbau bule bernama Kyai Slamet yang sampai sekarang masih dianggap sebagai pusaka keraton, di sebelah selatan alun-alun inilah terdapat kandangnya. Pada setiap malam Satu Sura atau pergantian tahun baru Jawa, hewan keramat ini jadi barisan terdepan dari para abdi dalem yang mengikuti kirab mengelilingi tembok luar keraton.

Terkait dengan adanya program revitalisasi, juga disebutkan bahwa Sinuhun PB XIII setuju dengan desain penataan yang sudah diperlihatkan kepadanya. Apalagi dengan adanya rencana mengganti permukaan alun-alun dengan pasir halus dari pantai selatan. Karena pada zaman dulu yang dipakai memang pasir, bukan rumput seperti saat ini.