Solo Indonesia Culinary Festival 2015 Bagi-Bagi Sate Kere Gratis

797
SOLO INDONESIA CULINARY FESTIVAL 2015

SOLO INDONESIA CULINARY FESTIVAL 2015

Solo emang dikenal sebagai salah satu surga kuliner di Indonesia. Beragamnya jajanan yang ada di Kota Bengawan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk menggoyang lidahnya. Saat libur tiba, warung-warung kuliner khas Kota Solo banyak dikunjungi. Mulai dari gudeg ceker, nasi liwet, serabi, tengkleng, laris manis diserbu pengunjung.

Ada satu lagi makanan khas yang menjadi primadona di kota yang dipimpin oleh F.X. Hadi Rudyatmo ini. Sate kere namanya. Eits, tunggu dulu. Walaupun namanya agak nyleneh dan tampak sederhana, tapi rasanya boleh diadu dengan sate-sate dari daerah lain. Bahkan, salah satu warung sate kere yang terkenal di Kota Solo, konon katanya kerap disinggahi oleh Joko Widodo sewaktu masih menjabat sebagai wali kota.

Lalu, apa sih sate kere itu? Sate kere adalah sate yang terbuat dari tempe gembus serta jerohan sapi, seperti usus, paru, hati, dan lain-lain. Sate yang dibakar, kemudian dilumuri sambal kacang, dan dihidangkan dengan lontong.

Nah, di event Solo Indonesia Culinary Festival (SICF) 2015, masakan khas kota plat AD ini dijadikan ikon. Salah satu agendanya yakni “Festival Sate Kere”, yang akan digelar pada Minggu (5/4/2015) jam 09.00 WIB. Di acara itu, panitia bakal membagikan 3000 tusuk sate kepada masyarakat. Yang perlu digarisbawahi, acara tersebut gratis.

Ketua Panitia Solo Indonesia Culinary Festival 2015, Daryono, menuturkan makanan khas tersebut saat ini telah menjadi komoditas. “Sekarang, sate kere bukan lagi menjadi makanan orang kere saja, tapi telah menjadi komoditas,” jelasnya saat ditemui pewarta di sela upacara pembukaan SICF 2015.

Daryono menambahkan, pihaknya ingin agar sate kere lebih dikenal masyarakat luas. Menurutnya, pamor sate kere masih di bawah bayang-bayang kuliner tradisional lain, seperti tengkleng maupun serabi. Dari penyelenggaraan festival yang telah memasuki edisi kedua itu, Daryono berharap agar kuliner dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan. “Kami ingin agar kuliner menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke sini [Solo],” ungkapnya.