Kompetisi Monolog Artefac 2017 Gelar Tribut Untuk Putu Wijaya

1139

artefac

Soloevent.id – Event tahunan helatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Artefac, kembali diadakan lagi mulai Kamis (2/3/2017). Banyak rangkaian kegiatan yang digelar, salah satunya kompetisi monolog. Monolog Artefac 2017 diselenggarakan dari Jumat-Minggu (3-5/3/2017) di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah.

Kompetisi monolog diikuti 22 kelompok teater universitas dari seluruh Indonesia dan 10 kelompok teater SMA se-Solo Raya. Semua peserta diwajibkan mementaskan naskah karya Putu Wijaya dalam durasi 25 menit.

Kepala Divisi Monolog Artefac 2017, Ahmad Fransetya A.W., menjelaskan, dipilihnya karya-karya Putu Wijaya sebagai tema garapan dalam event ini karena seniman teater tersebut dipandang sebagai seniman modern yang aktif menelurkan naskah monolog. “Ini adalah tribute untuk beliau,” terangnya saat ditemui Soloevent.

Panitia Monolog Artefac 2017 membebaskan peserta untuk memilih 14 naskah Putu Wijaya yang telah disediakan. Angga – sapaannya – mengatakan, karya-karya itu merupakan naskah yang jarang dimainkan dalam pementasan monolog. Peserta juga diberi kebebasan untuk melakukan eksplorasi naskah dan genre pementasan.

Untuk menentukan pemenang, panitia menggandeng tiga juri yang berkecimpung dalam dunia teater dan penulisan naskah. Mereka adalah Agus Noor, Hanindawan Soetikno, dan Whani Darmawan. Angga menjelaskan, ada tiga kriteria penilaian yakni pemeranan, penyutradaraan, dan keutuhan.

Di hari pertama kompetisi, para peserta menampilkan kemampuan terbaiknya. Mayoritas para penyaji menampilkan konsep pertunjukan realis. Namun, ada juga beberapa delegasi yang tampil dengan konsep imajinatif. Teater Sendratasik salah satunya.

Kelompok teater dari Universitas Negeri Surabaya itu menggarap naskah “Bumerang” dengan pendekatan imajinatif. Setingnya dibuat meriah dengan memakai visualisasi kartu dan dadu yang menjadi simbol dan benang merah dalam cerita. Sedangkan pemain ditampilkan menyerupai tokoh Red Queen dari film Alice in Wonderland.