Ini Alasan Film Midnight Show Musti Bolak-Balik Ke Lembaga Sensor Film

1147
INI ALASAN FILM MIDNIGHT SHOW MUSTI BOLAK-BALIK KE LEMBAGA SENSOR FILM

INI ALASAN FILM MIDNIGHT SHOW MUSTI BOLAK-BALIK KE LEMBAGA SENSOR FILM

Coba bayangin, gimana jadinya sewaktu kamu nonton film di bioskop, ternyata di dalam ruangan studio ada pembunuh berantai? Hi, serem pastinya. Nah, kengerian itu bisa kamu rasakan saat nonton film Midnight Show, yang Kamis (14/1/2016) kemarin, udah tayang di Grand21 Solo Grand Mall.

Film yang disutradari oleh Ginanti Rona Tembang Asri ini, menceritakan tentang tragedi pembunuhan di dalam bioskop tua yang sedang memutar film kontroversial berjudul “Bocah”, pada tayangan tengah malam.

Dalam Midnight Show, film “Bocah” mengisahkan tentang anak bernama Bagas. Bocah berusia 12 itu membunuh dan memutilasi keluarganya. Saat film itu diputar, rentetan pembunuhan pun terjadi. Pelakunya adalah seorang yang memakai jaket hitam, ia menutupi wajahnya dengan topeng souvenir film “Bocah”. Alhasil seluruh pengunjung dan karyawan bioskop dibuat kocar-kacir.

Layaknya film slasher-thriller lainnya, film yang dibintangi oleh Acha Septriasa dan Gandhi Fernando ini menampilkan banyak adegan berlumuran darah. Untuk tayang di bioskop Tanah Air, Midnight Show harus bolak-balik sebanyak tiga kali ke Lembaga Sensor Film.

Ginanti Rona Tembang Asri sutradara film Midnight Show

“Adegan-adegan killing banyak yang disensor, terutama yang menyanyat bagian leher. Positifnya, film ini jadi ramah penonton, gitu sih aku ngeliatnya,” kata Gita – sapaan Ginanti Rona Tembang Asri, saat ditemui wartawan usai pemutaran perdana Midnight Show di Grand21 Solo Grand Mall, Kamis (14/1/2016).

Pergantian struktural di tubuh Lembaga Sensor Film juga menyebabkan regulasi sensor berubah. Gita membandingkan dengan film Killers – di film itu ia jadi asisten sutradara. Film yang disutradarai oleh The Mo Brothers tersebut masih banyak adegan kekerasan yang bisa muncul di layar. “Tetapi sekarang nggak bisa sama sekali,” ujarnya. “Mereka ngasih notes ke kami, kami coba edit ulang. Kami kirim lagi ke mereka, ternyata masih berasa sadis. Yang ketiga, mereka ngedit sendiri filmnya,” tutur Gita sembari terkekeh.