Indonesia Apparel Production Expo Solo 2016 Tingkatkan Ide Bisnis Masyarakat

1578
INDONESIA APPAREL PRODUCTION EXPO 2016 TINGKATKAN IDE BISNIS MASYARAKAT

INDONESIA APPAREL PRODUCTION EXPO 2016 TINGKATKAN IDE BISNIS MASYARAKAT

Kota Solo kembali dipilih sebagi tempat penyelenggaraan Pameran Apparel Production. Pameran yang sudah diadakan ke-3 kalinya ini bertempatkan di Diamond Solo Convention Center, Kamis-Sabtu (10-12/3). Pameran ini diikuti oleh 32 pelaku bisnis industri dan mesin produksi pakaian.

Indonesia Apparel Production Expo Solo 2016 merupakan pameran industri dan mesin produk pakaian (Apparel Production). Sejalan dengan rencana kerja BPP API Jawa Tengah yang salah satu misisnya untuk menggiatkan usaha produksi di daerah.

Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah, Lilik Setiawan mengungkapkan belanja operasional yang menghidupi konsumsi dalam negri  selama ini membuat produk tekstil menjadi penyumbang devisa terbesar. Namun, karna dialihkan ke belanja modal membuat pasar sangat mengalami penurunan.

“Dari Desember – Januari triwulan pertama realisasi dr penjualan sudah naik 4% secara nasional. Pasar ekspor masih sangat menjanjikan. Tapi sekarang bersaing dengan negara tekstil baru seperti Vietnam yang 2015 sudah mencapai 20 sekian milyar us dolar. Indonesia hanya mencapai 1,8% dari kebutuhan dunia,” imbuhnya.

Salah satu penyelenggara pameran, Moremedia Kreasi, Aulia Sunhandhyka menambahkan bahwa pameran ini bertujuan untuk memfasilitasi peserta pameran, memperkenalkan, mempromosikan dan memasarkan produk-produknya kepada pengunjung pameran.

“Pameran ini untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan perlengkapan usaha bidang produksi pakaian secara komprehensif dalam rangka menangkap peluang bisnis yang lebih menguntungkan,” jelasnya.

Turut hadir pula Wakil Walikota Surakarta, Achmad Purnomo untuk meninjau dan memberi dukungan kepada pelaku bisnis tekstil, khususnya home industry yang mengikuti pameran. Menurut Achmad Purnomo, produk tekstil Solo sangat luar biasa karena termasuk yang terbesar di Jawa Tengah. Sehingga para pelaku bisnis bisa memakai alat yang tersedia di pameran untuk memodernkan kegiatan usaha mereka.

“Pendapatan tekstik di Jateng sekitar 7M per hari. Dengan alat yang tersedia seperti ini, Diharapakan pelaku bisnis tekstil bisa meningkatkan produksinya. Apalagi seperti ini serba digital. Diharapkan juga dapat menimbulkan ide gagasan para pelaku usaha untuk semakin mantap dalam berbisnis,” pungkasnya.