Upacara Mondosiyo Jadi Inspirasi Salah Satu Tarian Sanggar Kembang Lawu

1793
UPACARA MONDOSIYO JADI INSPIRASI SALAH SATU TARIAN SANGGAR KEMBANG LAWU

UPACARA MONDOSIYO JADI INSPIRASI SALAH SATU TARIAN SANGGAR KEMBANG LAWU

 

Soloevent.id – Sumilir sing tak rasakke gawa rasa tentrem ning ati. Kae lho kewan-kewan pada oyak-oyakan gegojekan. Suket lan wit-witan sing tak sawang ijo royo-royo ndadekke sumringah  lan bungah. Kanca tani pada ngguya-ngguyu jalaran parine lemu-lemu. Puji syukur marang Gusti sing ndadekke endahe isi bumi,” ucap seorang pria di tengah panggung.

Tak berselang lama keceriaan menyelimuti Teater Terbuka Taman Balekambang, Solo. Diiringi tembang “Lir Ilir”, sepuluh penari wanita berlenggak-lenggok gemulai penuh senyuman. Mereka menari sambil mengibas-ibaskan properti tampah.

Suasana bahagia itu disambung oleh empat penari yang berperan sebagai ayam. Kostum rumbai warna-warni yang dikenakan bergerak ke sana kemari mengikuti langkah lincahnya. Sepuluh penari wanita tadi menyusul mereka dan membentuk koreografi yang menggambarkan kegembiraan, ketentraman, serta keselarasan.

Paragraf di atas merupakan cuplikan penampilan Sanggar Kembang Lawu yang turut menyemarakkan Semarak Budaya Indonesia 2016. “Tari Kongkoroongook” adalah lakon yang diusung dalam pertunjukan tari Jumat (29/7/2016) malam itu.

Tari garapan tersebut mengambil ide dari upacara Mondosiyo, sebuah tradisi lempar tangkap ayam yang berlangsung di Dusun Pancot, Tawangmangu, Karanganyar. Upacara tersebut punya makna sebagai ucap syukur masyarakat desa setempat kepada Tuhan atas hasil panen yang diberikan.

“Tari Kongkorongok merupakan pengembangan dari itu [upacara Mondosiyo],” ujar perwakilan Sanggar Kembang Lawu, Senik Sekarsari. Dalam Bahasa Indonesia, “Kongkoroongook” berarti suara kokok ayam. Lewat tarian ini, Sanggar Kembang Lawu ingin menampilkan keharmonisan alam. Menurut mereka, di daerah tersebut ayam dan manusia seakan hidup menyatu dan tidak berjarak.

Tak hanya Sanggar Kembang Lawu, hari pertama Semarak Budaya Indonesia 2016 dimeriahkan pula oleh enam sanggar tari lain. Malam itu, ada 15 repertoar yang disuguhkan kepada penonton. Mereka menampilkan tarian-tarian bernafas tradisi maupun kreasi baru.