Tambah Wawasan Di Museum Goes To Campus 2

1323

MUSEUM-GOES-TO-CAMPUS-01

 

Soloevent.idDua pemain biola yang mengenakan kebaya tampak menghayati saat membawakan “Indonesia Raya”. Bunyi alat gesek tersebut menarik perhatian pengunjung yang saat itu memenuhi Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

 

Di belakang dua pemain biola itu terdapat poster-poster berisi foto dan teks tentang Sumpah Pemuda. Pengunjung pun tampak silih berganti melihat-lihat poster yang dipampang di stan Museum Sumpah Pemuda tersebut.

 

MUSEUM-GOES-TO-CAMPUS-03

 

Di depan maupun di samping Museum Sumpah Pemuda juga terdapat stan dari museum-museum lain yang ada di Indonesia. Mini museum ini kumpul di UNS Surakarta untuk meramaikan Museum Goes to Campus 2 pada Senin-Kamis (4-6/9/2017).

 

Ada 27 museum dan lembaga yang ikut serta di event ini. Di antaranya yaitu Museum Keris Nusantara, Museum Radya Pustaka, Museum Sandi, Museum Basoeki Abdullah, Lab Sejarah FIB UNS, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dan masih banyak lagi.

 

MUSUEM-GOES-TO-CAMPUS-05

 

Layaknya museum, Museum Goes to Campus 2 juga memajang benda-benda bersejarah. Contohnya Museum Purbakala Sangiran. Di sini  kamu bisa melihat secara langsung tiga fosil manusia purba yang berusia sekitar satu juta tahun, yakni Homo Erectus Arkaik, Homo Erectus Tipik, dan Homo Erectus Progresif.

 

Enggak hanya dari zaman prasejarah, benda-benda dari zaman modern pun juga ada. Saat kamu mampir ke Museum Penerangan TMII misalnya, kamu bisa menemukan salah satu boneka ikonik dari Indonesia. Dia adalah Unyil. Kalau kamu tumbuh di era ’80-‘90an pastinya kenal dong sama dia?

 

MUSEUM-GOES-TO-CAMPUS-04

 

Di stan Museum Penerangan TMII, Unyi enggak sendirian. Ia ditemani sama Pak Raden, Pak Ogah, Meilani, dan Bok Bariah. Di booth ini, kamu juga bisa menonton episode Si Unyil, plus bisa juga foto selfie sama boneka-boneka tersebut.

 

Ada banyak benda-benda bersejarah yang bisa menambah wawasan kamu. Dalam sambutannya, F.X. Hadi Rudyatmo selaku Wali Kota Solo, meminta supaya anak muda jangan melupakan sejarah. “Anak muda sepertinya bisa menggalakkan ‘jas merah’ yaitu remaja Solo melek sejarah,” tutur Rudy yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Solo, Kinkin Sultanul Hakim.

 

Yuk, jangan lupakan sejarah!