Taman Satwa Taru Jurug Ganti Nama Jadi Solo Safari

501

Soloevent.id – Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang selama ini lebih terkenal dengan sebutan kebun binatang Jurug berganti nama menjadi Solo Safari. Bukan itu saja, logonya juga akan memiliki tampilan baru untuk memperkuat branding objek wisata tersebut, termasuk nama kota Solo sendiri.

Walikota Surakarta Gibran Rakabumingraka mengungkapkan hal ini saat mengadakan pertemuan dengan awak media pada hari Kamis, 17 November 2022 kemarin di Balai Kota Surakarta.

Gibran menegaskan, pergantian nama ini tidak bermaksud untuk meniadakan memori atau kenangan masyarakat Solo. Justru yang lebih penting adalah untuk membantu meningkatkan branding kota, khususnya dari segi pemasaran. Menurutnya, pemilihan nama tersebut sangat pas, karena bersifat dinamis, sederhana, dan mudah diingat.

Menurut keterangan dari DetikJateng, Gibran juga bercerita pemilihan nama baru ini sebenarnya sudah lama disiapkan dan akan dijadikan sebagai kejutan bagi masyarakat Solo. Namun karena sudah terlanjur diungkapkan, maka sudah tidak menjadi kejutan lagi. Selain itu ditegaskan pula, nama ini sudah fix sehingga tidak akan diganti lagi.

Konsep Modern

Hingga saat ini objek wisata tersebut masih berada dalam tahap revitalisasi dan sejak 1 September 2022 lalu untuk sementara waktu harus tutup dari kunjungan wisatawan. Proyek tersebut melibatkan Taman Safari Indonesia sebagai investor dengan konsep penataan yang lebih modern.

Sebelumnya, pada akhir Agustus 2022 lalu Gibran sudah memperlihatkan desain baru taman wisata yang terletak di ujung timur Kota Solo tersebut. Melalui suatu rekaman video, putra sulung dari Presiden Joko Widodo ini memberi penjelasan secara lengkap terkait dengan program revitalisasi TSTJ atau Solo Safari.

Dalam video tersebut tampak berbagai koleksi hewan yang dapat lebih dekat dengan wisatawan. Satu di antaranya adalah gajah yang biasanya berada di permukaan tanah rendah, tampak sejajar dengan area dimana wisatawan bisa mendekati hewan dengan ciri belalai panjang tersebut.

Selanjutnya tampak pula beberapa pagar yang punya fungsi sebagai pembatas antara pengunjung dan binatang dengan ukuran yang tidak terlalu tinggi. Melalui paparan ini Gibran mengungkapkan pula binatang buas sekalipun tetap akan ditempatkan di suatu lahan tertentu tanpa menggunakan kerangkeng. Misalnya untuk singa, memakai pagar dari air atau kolam.

Selanjutnya ada fasilitas lain berupa panggung atraksi hewan, petting zoo, open stage, danau buatan, dan masih banyak lagi. Semua mampu berperan sebagai sarana edukasi, khususnya untuk anak-anak.

Proyek revitalisasi ini sendiri sebetulnya sudah mulai berjalan pada bulan Mei 2022 dan kebutuhan dana pembangunannya ditanggung sepenuhnya oleh investor. Tapi saat itu kebun binatang Jurug tetap dibuka untuk umum.

Kemudian pada permulaan September, ditutup secara total dan menurut rencana akan buka kembali sekitar Desember 2022. Hingga saat ini belum muncul keterangan resmi apakah harga tiketnya tetap atau naik. Sebelum ada revitalisasi, TSTJ mematok tarif Rp20.000 per wisatawan untuk hari biasa dan Rp25.000 untuk Minggu atau hari libur.