Susah Senang Fedi Nuril Saat Main Di Film Surga Yang Tak Dirindukan

1069
surga yang tak dirindukan 2

surga yang tak dirindukan 2

“Karena nggak ada lagi aktor yang punya pengalaman poligami, selain kamu,” ucap Fedi Nuril menirukan perkataan Manoj Punjabi. Waktu itu Manoj sedang menawari Fedi untuk main di film terbaru yang diproduserinya, Surga yang Tak Dirindukan.

Ada kekhawatiran yang mulanya hinggap di tubuh Fedi Nuril. “Aku takutnya ini bakal jadi pengulangan Ayat-ayat Cinta. Begitu informasi pembuatan film ini udah diekspos ke publik, takutnya masyarakat udah malas karena ini cuma pengulangan,” kata pria kelahiran 1 Juli 1982 itu dalam jumpa pers film Surga yangTak Dirindukan di Xin Wang Restaurant Hartono Lifestyle Mall Solo Baru, Senin (13/7/2015).

Namun, saat Fedi memutuskan untuk membaca skenario film yang disutradari oleh Kuntz Agus itu, gitaris band Garasi ini akhirnya mulai menyukai ceritanya. Ada yang membedakan dari film terdahulunya, Ayat-ayat Cinta. “Dari segi karakternya, latar belakang, situasinya. Perbedaan hal-hal mendasar itu yang memunculkan aksi dan reaksi yang berbeda juga. Jadi penonton dijamin akan mendapatkan pengalaman yang berbeda,” jelasnya.

Walaupun di film terdahulunya Fedi sempat memerankan seorang yang berpoligami, tapi aktor asal Jakarta tersebut  mengalami kesulitan dalam mendalami perannya sebagai Pras. “Aku belum nikah. Punya satu istri aja belum tahu gimana rasanya, apalagi ini dua. Tahu dari mana akting yang bener?” Hal itu justru menjadi tantangan bagi Fedi untuk menampilkan lebih.

Tantangan lain yang Fedi hadapi dalam proses shooting Surga yang Tak Dirindukan adalah saat beradu akting dengan Raline Shah. Di satu adegan, Raline yang berperan sebagai Meirose punya keinginan untuk bunuh diri dengan loncat dari atap rumah sakit tetapi dapat dicegah oleh Pras.

“Di situ secara teknis aku harus menahan badan dia, dan Raline harus bener-bener gelantungan. Walaupun Raline itu kurus, tapi dia berat juga,” canda Fedi. Adegan itu semakin berat saat keduanya harus melafalkan dialog yang panjang dan menggunakan emosi yang tepat. “Itu shooting-nya dari Maghrib sampai jam empat pagi, dan itu selama dua hari,” beber Fedi.