Solo 24 Jam Menari Dimeriahkan Pentas Tari Kolosal “Prana Wijaya”

1135
ILUSTRASI SOLO 24 JAM MENARI DIMERIAHKAN PENTAS TARI KOLOSAL
ILUSTRASI SOLO 24 JAM MENARI DIMERIAHKAN PENTAS TARI KOLOSAL
ilustrasi solo 24 jam menari

 

Memperingati World Dance Day, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta bekerjasama dengan Pemkot Surakarta, kembali menggelar hajatan akbar Solo 24 Jam Menari, yang dilaksanakan mulai pukul 06.00 WIB pada Rabu (29/4/2015) hingga Kamis (30/4/2015).

Event yang telah menginjak edisi kesembilannya ini akan berpusat di berbagai penjuru Kota Solo, seperti area ISI Surakarta, SMK N 8 (SMKI), Solo Square Mall, Solo Grand Mall, Solo Paragon Lifestyle Mall, dan koridor Jalan Jenderal Sudirman.

Terkait penyelenggaraan di Jl. Jenderal Sudirman (Jensud), panitia Solo 24 Jam Menari bakal membuat sesuatu yang berbeda. Sebuah tari kolosal dengan lakon “Prana Wijaya” telah disiapkan untuk menghibur masyarakat Solo dan sekitarnya, pada malam pukul 19.00 WIB. Garapan berdurasai 120 menit yang diangkat dari cerita Ramayana ini bakal didukung oleh 300 penari dari berbagai sanggar di Solo dan 40 orang pemusik.

Panggung sepanjang 80 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 1 meter, yang terbentang dari Gladak hingga Kantor Pos Solo, tengah disiapkan demi mendukung pementasan ini. Didirikannya panggung agar memungkinkan penonton leluasa menyaksikan pertunjukan.

PRESS CONFERENCE SOLO 24 JAM MENARI DIMERIAHKAN PENTAS TARI KOLOSAL

“Di beberapa acara yang digelar di Jensud, banyak masyarakat yang komplain kalau mereka tidak kelihatan. Di pertunjukan ini, panggung kami buat tinggi dan panjang supaya semua penonton bisa menyaksikan,” jelas Ketua Panitia Solo 24 Jam Menari, E. Soemaryatmi, dalam jumpa pers, Senin (27/4/2015), di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo.

Sedangkan Wakil Ketua 1 Solo 24 Jam Menari, Dwi Wahyudiarto, mengatakan pentas kolosal merupakan gebrakan baru untuk event tahun ini. “Kami ingin sesuatu yang berbeda di setiap tahunnya,” terangnya di kesempatan yang sama.

Dengan menggandeng beberapa sanggar untuk terlibat di dalamnya, merupakan bentuk apresiasi bagi mereka. “Kota Solo punya banyak sanggar tari. Murid-muridnya pun juga banyak. Kami ingin mengapresiasi mereka melalui acara ini,” tutur Dwi.